WARTABUANA – Para peneliti menemukan bahwa perokok yang berusia di bawah 50 tahun , lebih berisiko 8 kali lebih mungkin terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang bukan perokok, atau mereka yang sudah berhenti merokok.
Dari studi tersebut juga mencatat bahwa perokok semua jenis usia, tiga kali lebih berisiko terkena STEMI dibandingkan mantan perokok atau bukan perokok.
Namun, risiko tertinggi terdapat pada mereka yang berusia di bawah 50 tahun, yakni sebanyak 8,5 persen pada mereka yang bukan perokok dan mantan perokok pada usia sama.
“Semua perokok harus didorong untuk melakukan terapi pengurangan rokok untuk mengurangi risiko STEMI akut, dengan fokus perokok berusia termuda yang mengalami peningkatan risiko tanpa diketahui”
“Bertambahnya usia menjadi lima kali lipat pada usia 50-65 tahun dan tiga kali lipat pada usia di atas 65 tahun,” ujar Ever D Grech dari Northen General Hospital di Inggris.
STEMI adalah peningkatan segmen ST yang mengacu pada pola khas yang terlihat pada elektrokardiogram (EKG), yag menunjukkan bahwa sebagian besar otot jantung tengah sekarat.
Studi tersebut memperlihatkan para perokok 10-11 tahun lebih muda daripada bukan perokok atau mantan perokok saat terkena STEMI. Selain itu, mereka juga cenderung dua kali mengalami kejadian yang berhubungan dengan penyakit arteri koroner dibandingkan mantan perokok.
“Semua perokok harus didorong untuk melakukan terapi pengurangan rokok untuk mengurangi risiko STEMI akut, dengan fokus perokok berusia termuda yang mengalami peningkatan risiko tanpa diketahui,” ujarnya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal online Heart tersebut mengambil data dari 1.727 orang dewasa yang setengahnya (48,5 persen) adalah perokok, seperempat (lebih dari 27 persen) mantan perokok, dan seperempat lainnya (lebih dari 24 persen) adalah bukan perokok.[]