WARTABUANA – Kesulitan orang lain harus menjadi perhatian yang mendorong seseorang berempati untuk menolong. Bertindak welas asih sebagai kesadaran simpatik untuk meringankan penderitaan orang lain.
”Inilah kunci gerakan tolong-menolong yang kami lakukan. Empati menjadi kunci integritas dan kedalaman hubungan dengan orang lain. Semakin dekat dan merasakan kesusahan atau penderitaan yang dialami orang lain, maka akan semakin mengerti dan menyadari betapa berartinya hidup kita,” kata Eddie Karsito, pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-6 Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, di Kranggan Permai Bekasi, Selasa (23/2/2016).
Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-6 Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, ditandai dengan pemberian santunan bagi anak yatim, kaum dhua’fa dan janda lanjut usia, yang menjadi warga binaan sejak rumah singgah ini didirikan, 22 Februari 2010 lalu.
Hadir pada acara ini artis penyanyi Alfian Kadang (single hit ‘Cuma Kamu’), Ketua Umum Forwan (Forum Wartawan Hiburan) Indonesia, Sutrisno Buyil, beserta unsur pengurus lainnya, serta keluarga besar dan warga binaan Rumah Singgah Bunda Lenny.
“Kemarin (Senin 22/02/2016), tepat hari ulang tahun rumah singgah, kami menyantuni anak-anak yatim dan dhua’fa, di rumah pelayanan kami di Baleendah Bandung. Hari ini di sekretariat kami di Kranggan Permai Cibubur, kami berbagi kegembiraan buat orangtua kami, para janda lanjut usia. Selain mereka tua dan janda, profesi mereka sehari-hari sebagian besar adalah pemulung,” kata Eddie Karsito, pendiri Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation ini.
Menurut Eddie, warga miskin makin terasing. Mereka merasa sendiri dalam keramaian. “Sayang orang-orang yang terpinggirkan ini jarang ada yang memberdayakan. Masyarakat kadang cenderung sakwasangka dan curiga terhadap mereka (pemulung),” tukas aktor yang sedang membintangi sinetron ‘Siapa Suruh Datang Jakarta’ yang kini ditayangkan SCTV ini.
Selain membina para warganya, anak yatim dan dhua’fa, pemulung dan janda lanjut usia, Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation beberapa kali menggelar aksi sosial yang melibatkan artis dan wartawan. Kegiatan sosial tersebut diantaranya ; “Misi Kemanusiaan Universal – Barang Bekas Menolong Sesama” yang digelar di Surabaya, Bandung dan Jakarta.
“Secara regular kami mengumpulkan sumbangan barang milik artis. Sumbangan tersebut sebagian langsung disumbangkan untuk para dhu’afa, fakir miskin, anak yatim, piatu, janda lanjut usia, pemulung, dan sebagian yang lain dijual. Dari hasil penjualan dananya juga diberikan untuk mereka melalui Humaniora Foundation,” terang aktor dan wartawan, yang juga Sekretaris Umum Forwan (Forum Wartawan Hiburan) Indonesia ini.
Workshop dan Diskusi
Humaniora Foundation adalah sebuah lembaga nirlaba dengan badan hukum Akte Notaris R. Sabar Partakoesoema, SH Nomor : 19 Tahun 1995 yang didirikan para artis, seniman dan pemerhati sosial. Bergerak di bidang pelayanan sosial, pendidikan dan kegiatan budaya.
Dalam rangka mengembangkan visi dan misinya lembaga ini menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal dan non-formal secara gratis, serta menyalurkan bantuan sosial dan santunan. Yayasan juga menyelenggarakan berbagai kajian sosial budaya, dalam bentuk seminar, workshop, diskusi, pelatihan jurnalistik, pelatihan seni peran, maupun pendidikan sinematografi.
Bekerjasama dengan RCTI dan institusi lainnya Humaniora Foundation menggelar ”Lomba Foto Masjid Waris Tamadun Islam (1996),” bekerjasama dengan Tabloid Hikmah memproduksi “Kuis Insan Cita TPI (1995) dan “Kuis Ramadhan” SCTV (1996). Dengan Yayasan Ar-Rahmah menggelar “Tabligh Akbar” di Stadion Utama Senayan Jakarta (2001).
Tahun 2003 ikut memprakarsai “Pameran Seni Rupa Film Indonesia” dalam rangka Hari Film Nasional bekerjasama dengan Komunitas Pecinta Film Indonesia, Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N) dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Tahun 2008 bekerjasama dengan PT. Cahaya Insan Suci menerbitkan buku “Menjadi Bintang – Kiat Sukses Jadi Artis Panggung, Film dan Televisi.”
Humaniora Foundation melahirkan banyak sineas yang kini menempati posisi penting di industri perfilman dan pertelevisian di tanah air, baik sebagai aktor, aktris, penyanyi, musisi, penulis skenario, sutradara dan praktisi pertelevisian. Sebagian yang lain ada juga yang menjadi wartawan media cetak, radio dan televisi, pembawa acara, presenter dan pembaca berita televisi (penyiar).
Melalui aksi sosial “Misi Kemanusiaan Universal – Barang Bekas Menolong Sesama” Humaniora Foundation secara rutin mengumpulkan sumbangan barang bekas dari masyarakat dan barang milik artis. Sumbangan tersebut langsung disumbangkan dan sebagian dijual. Dari hasil penjualan dananya juga disalurkan untuk diberikan kepada para dhu’afa, fakir miskin, anak yatim, piatu, janda lanjut usia, dan pemulung.
Humaniora Foundation melalui sanggar Humaniora membimbing ratusan siswa, pelajar mahasiswa, anak-anak dan remaja putus sekolah yang dididik informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis. Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, Humaniora Foundation membina 183 pemulung dan 120 anak yatim dan fakir miskin, yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Bandung, yang dipimpin Bunda Ida Susanti. []