WARTABUANA- Skripsi biasanya dilakukan ketika seorang mahasiswa sudah duduk di semester terakhir kuliah untuk mendapatkan gelar skripsi. Namun bagaimana jika skripsi dialami oleh anak-anak yang masih duduk di bangku SMA?
Ada peraturan unik yang ada di SMA Tarsisus Vireta Tangerang. Sekolah katolik ini mewajibkan murid-muridnya untuk mengerjakan skripsi sebagai syarat mengikuti ujian smester.
Sekolah ini selalu menyeimbangkan pendidikan akademis dan non akademisnya dan memiliki dua kegiatan yang nantinya bakal berujung pada sebuah karya ilmiah atau skripsi, yaitu Live In dan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
“Tarsisius Vireta memiliki cirri khas, ada yang namanya Live In dan PKL.” Kata Bernardus Apul Tumanggor, Kepala Sekolah Tarsisius Vireta.
Live In adalah kegiatan dimana murid-m,urid kelas 10 harus pergi ke kota Jawa Tengah dan tinggal dirumah dari sebuah keluarga yang tidak mereka kenal, selama empat atau bahkan lima hari.
Sedangkan PKL dilakukan oleh anak kelas 11, nantinya mereka akan diterjunkan ke dunia industri. Untuk masa PKL minimal 10 hari dan maksimal 1 bulan.
Dari dua kegiatan ini, anak-anak harus membuat laporan seperti skripsi.
Dalam pengerjaan skripsi ini, siswa dibimbing guru pembimbing. Setelah selesai, siswa akan diuji. Jika lulus berarti lulus, jika tidak siswa harus revisi terlebih dahulu.
Ini dilakukan agar siswa tidak akan kaget dengan dunia perkuliahan dan menemukan pekerjaan karya tulis.[]