JAKARTA, WB – Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie M Massardi tidak sepakat dengan banyaknya analis yang tidak sepakat pengangkatan Jaksa Agung berlatar belakang partai politik.
Menurut jurubicara Presiden Gusdur ini, pilihan Presiden Jokowi untuk posisi Jaksa Agung yang diambil dari Parpol Nasdem yaitu HM Prasetyo, harus diberi apresiasi.
“Fakta politik yang terbelah dua, yaitu Gang KIH (Koalisi Indonesia Hebat) yang berkuasa di pemerintahan, dan blok Koalisi Merah Putih (KMP) penguasa parlemen, maka Jokowi memang harus mengubah strategi dan janji saat pilpres untuk mengurangi porsi orang parpol dalam kabinetnya,” ujar Adhie dalam pesan singkatnya, Jumat (21/11/2014).
Dirinya melihat, alasan Jokowi mencomot orang-orang berlatar belakang parpol untuk duduk di posisi penting itu (jaksa agung, menkumham, dan polri) agar Jokowi leluasa melibas mafia, koruptor dan pelanggar HAM yang berada di blok lawan politiknya (KMP).
“Bisa terjadi perang antar gang seperti di film-film Hollywood. Karena di masing-masing blok politik itu ada mafia, koruptor dan pelanggar HAMnya. Paling tidak, separuh mafia, koruptor dan pelanggar HAM di negeri ini bisa dilibas,” katanya.
Bahkan Adhie berharap kedepannya nanti di pemilu 2019, rakyat tinggal memilih capres dari kubu KMP. Hal itu supaya kubu KMP bisa giliran membalas melibas mafia, koruptor dan pelanggar HAM yang berada di gang KIH.
“Sehingga dalam tempo yang tidak terlalu lama, Indonesia ini bisa benar-benar terbebas dari cengkeraman para mafia, koruptor dan pelanggar HAM,” pungkas Adhie. []