BRASIL, WB – Tinggal beberapa hari lagi, perhelatan Piala Dunia akan digelar. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pemerintah Brasil pun telah menerjunkan sedikitnya 170 ribu petugas keamanan.
Seperti diketahui bersama, sejak tahun lalu, tepatnya saat Piala Konfederasi 2013, penduduk Brasil terus melakukan aksi demo untuk menolak pelaksanaan Piala Dunia 2014. Warga Brasil berpendapat jika pemerintah hanya mementingkan Piala Dunia yang menghabiskan banyak dana, ketimbang fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan.
Hingga saat ini pun, Brasil masih terus bergejolak. Tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan, pada akhirnya pemerintah Brasil menerjunkan 170 ribu petugas keamanan demi mencegah kerusuhan yang disebabkan demonstrasi anti-Piala Dunia dan bentrokan antar pendukung tim sepakbola.
Panitia penyelenggara Piala Dunia 2014 mengaku akan menugaskan sekitar 1.800 petugas keamanan di setiap 12 stadion tempat pertandingan digelar. Aparat Brasil juga menyiapkan 700 petugas keamanan federal jika sewaktu-waktu diperlukan.
Di area stadion, panitia juga telah menempatkan sejumlah kamera pengawas, alat pemindai sinar-X, dan detektor logam sehingga orang-orang yang membawa barang berbahaya dapat dicegah masuk stadion. Salah satu benda yang dilarang dibawa, termasuk caixirola, instrumen musik mirip vuvuzela pada Piala Dunia 2010 lalu.
Berdasarkan data intelijen Brasil dan Argentina, ribuan suporter garis keras timnas Argentina, yang dikenal dengan sebutan barras bravas, ditengarai akan melintasi perbatasan guna mendukung Lionel Messi dkk. Aksi kekerasan yang melibatkan barras bravas pernah terjadi di Piala Dunia Meksiko 1986, Prancis 1998, dan Afrika Selatan empat tahun lalu.
Sejauh ini, menurut Hilario Medeiros, selaku kepala keamanan panitia penyelenggara Piala Dunia, belum ada insiden serius yang mengancam pelaksanaan ajang sepakbola terakbar dunia itu.
“Kami belum mencatat insiden serius sejak Piala Konfederasi,” kata Hilario Medeiros, kepala keamanan panitia penyelenggara Piala Dunia seperti dilansir FreeMalaysiaToday. []
Comments 10