WARTABUANA – “Saat memimpikan pesisir selatan China, Hangzhou menjadi tempat yang paling saya kagumi.” Bait-bait puisi terkenal yang ditulis oleh penyair terkemuka China, Bai Juyi, lebih dari 1.200 tahun lalu ini menggambarkan dengan tepat perasaan yang dirasakan oleh generasi-generasi berikutnya setelah mengunjungi Hangzhou, ibu kota dari pusat ekonomi China timur, Provinsi Zhejiang, sekaligus sebuah metropolis pusat di area pesisir tenggara China.
Sekitar 700 tahun yang lalu, Marco Polo, pengelana dan penjelajah Eropa terkenal dari Venesia, menyebut kota itu “tanpa diragukan lagi sebagai kota terbaik dan paling luhur di dunia.”
Enam tahun lalu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 diadakan di Hangzhou, yang penampilan upacara pembukaannya sukses memesona dunia lewat perpaduan artistik masa lalu dan masa kini yang canggih.
Pada 2023, Asian Games ke-19 akan diadakan di Hangzhou dari 23 September hingga 8 Oktober 2023.
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan Danau Barat yang indah, raksasa e-commerce Alibaba, atau teh Dragon Well yang menyegarkan, yang semuanya berbasis atau berasal dari Hangzhou. Kota itu, dari sederet keunggulan yang dimilikinya, memang merupakan sebuah tempat yang indah dan berteknologi maju, dengan sumber daya manusia dan nasional yang melimpah.
Bagi Zhang Wen, seorang guru muda dari Akademi Seni China yang telah belajar, bekerja, dan menetap di Hangzhou selama bertahun-tahun, ada tiga hal yang paling mewakili sejarah panjang dan budaya yang kaya dari kota itu, yaitu sebuah batu giok indah yang ditemukan di situs warisan dunia Reruntuhan Arkeologi Kota Liangzhu, bunga teratai cantik nan anggun dari Danau Barat, dan jembatan lengkung (arch) dari batu yang menjadi saksi pertukaran ekonomi dan perdagangan abadi antara China bagian utara dan timur.
Inspirasi Zhang Wen dari Hangzhou menjadi kenyataan lewat pengakuan komite penyelenggara Asian Games atas desainnya. Tiga robot yang merepresentasikan ketiga hal tersebut dipilih menjadi maskot Asian Games ke-19, mewakili sejarah mendalam dan kekayaan budaya, serta vitalitas modern kota itu.
Venue-venue Asian Games Hangzhou dirancang dengan desain yang menarik dan inspiratif. Venue utamanya, Hangzhou Olympic Sports Center Stadium, terlihat seperti bunga teratai raksasa yang sedang mekar penuh. Arena kompetisi cabang olahraga (cabor) e-sport memiliki tampilan layaknya pesawat luar angkasa yang siap terbang. Sedangkan venue cabor bersepeda tampak seperti mutiara raksasa yang diletakkan di tengah-tengah bentangan alam yang indah.
Selain penampakan bagian luarnya yang menakjubkan, venue-venue itu juga menyimpan banyak cerita tentang kepribadian unik Kota Hangzhou di bagian dalamnya.
Banyak dari bangunan tersebut merupakan venue hijau atau ramah lingkungan. Hangzhou Olympic Sports Center Stadium memiliki fungsi kota spons dengan sistem sirkulasi air hujan yang dapat menyaring, memurnikan, mengumpulkan, dan memanfaatkan air hujan. Hangzhou juga meluncurkan kampanye “tanpa limbah”, yang bertujuan untuk mengurangi sumber segala jenis limbah padat dan memastikan pembuangannya aman dan tidak berbahaya.
Yang tak kalah penting, Hangzhou merupakan kota ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Kota di China yang menawarkan ekonomi digital paling maju itu menerapkan pengetahuan digital yang terus dieksplorasi dan terakumulasi selama bertahun-tahun untuk pembangunan, pengoperasian, dan penggunaan venue dalam berbagai dimensi. Peserta, penonton, maupun pengelola akan dibuat terkagum-kagum dengan kemudahan yang dibawa oleh sejumlah aplikasi pintar.
Dari 56 venue kompetisi di ajang tersebut, Hangzhou Olympic Sports Center Stadium dan Tennis Center Finals merupakan bangunan yang paling menonjol berkat desain berbentuk teratainya yang unik dan kemampuan pintarnya. Kedua venue itu menghubungkan dunia maya dan nyata dengan teknologi Digital Twin, memungkinkan staf untuk mengelola venue yang luas melalui layar super pintar tanpa harus meninggalkan kantor mereka.
“Sederhananya, segala sesuatu yang nyata di kedua venue ini juga hadir dalam model komputer, sehingga memungkinkan manajemen jarak jauh,” kata Luo Lin, yang bertanggung jawab atas pemberdayaan digital kedua venue tersebut.
Hanya dengan sekali klik mouse, staf dapat memantau konsumsi energi air, listrik, dan gas di venue-venue secara real-time, dan menghitung karbon dioksida serta emisi karbon yang dihasilkan, sehingga dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
Kehebatan teknologi tinggi Hangzhou dalam penyelenggaraan ajang bergengsi itu tak hanya tampak dari perangkat kerasnya, tetapi juga dalam layanan sehari-hari. Misalnya, begitu seseorang tiba di Hangzhou, dia dapat langsung mengunduh versi bahasa Inggris dari aplikasi Asian Games di ponselnya, di mana tersedia informasi pertandingan, pengenalan pariwisata dan budaya dari kota tuan rumah, serta informasi pembelian tiket dan panduan transportasi.
Menjadi tuan rumah acara internasional sebesar itu tentu merupakan investasi yang besar bagi kota mana pun. Meskipun Hangzhou merupakan salah satu kota paling maju secara ekonomi di China, tetapi kota itu tetap menerapkan konsep hijau dan rendah karbon dengan melaksanakan acara itu secara cermat dengan fokus pada integrasi dan pemanfaatan sumber daya yang efisien.
Hanya seperlima dari venue Asian Games Hangzhou yang merupakan bangunan baru, sedangkan sisanya merupakan bangunan lama yang dibangun kembali. Lima cabor, seperti bersepeda dan triathlon, menggunakan bangunan venue sementara. Selain itu, 85 persen venue melibatkan tim-tim profesional untuk memaksimalkan efisiensi melalui manajemen profesional.
Pada Juli tahun ini, Asian Games ke-19 diputuskan ditunda selama satu tahun. Namun, Hangzhou, yang selalu efisien dalam pekerjaannya, telah merampungkan seluruh venue pada akhir Maret lalu. Setelah penundaan itu pun Hangzhou tak lantas membiarkan venue-venue ini menganggur, tetapi membukanya untuk umum guna mengoptimalkan pemanfaatannya.
Artinya, warga Hangzhou sudah lebih dahulu merasakan keunikan Asian Games mendatang, sebelum para atlet dan pengunjung.
Berkat upaya ini, kota itu berubah menjadi kota olahraga dan kebugaran yang dinamis, dengan budaya atletik yang terlihat jelas dan budaya Asian Games yang semarak yang akan menyambut para atlet dan penonton.
Melalui program daring pintar yang dikembangkan oleh Hangzhou, warga dapat memesan tiket venue Asian Games melalui ponsel mereka, yang juga menyediakan pengenalan cabor dan sejumlah fitur layanan lainnya. Banyak warga Hangzhou kini sudah akrab dengan fitur hijau, hemat, dan cerdas yang diusung oleh semua venue Asian Games Hangzhou.
Selama sekitar satu tahun ke depan, venue-venue Asian Games Hangzhou akan terus meningkatkan fasilitas dan layanan mereka berdasarkan umpan balik dari masyarakat.
Indah, elegan, inovatif, dan dinamis, Kota Hangzhou menawarkan sejarah panjang dan budaya yang tak terhapuskan, selain pemandangan alam yang memesona, teknologi digital mutakhir, dan layanan sosial yang nyaman, serta keramahan penduduk setempat. Perjalanan ke Kota Hangzhou, baik untuk Asian Games maupun bukan, sudah pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan. []