WARTABUANA – Hari ini akan digelar Special Olympics Word Summer Games 2105 di Los Angeles, Amerika Serikat. Olimpiade tingkat dunia ini diikuti atlet yang memiliki kebutuhan khusus sehingga biasa disebut Olimpiade Spesial.
Awalnya, olimpiade spesial ini lahir dari acara kemah sehari untuk penyandang disabilitas di rumah Eunice Kennedy Shriver, kerabat John F Kennedy, Eunice Kennedy Shriver di Portomac, Maryland pada Juni 1962.
Kepedulain Shriver bermula dari saudaranya yang juga berkebutuhan khusus, Rosemary Kennedy. Rosemary sendiri baru berani ditunjukkan ke khalayak umum pada 1961.
Dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada 1995, Shriver menyangkal jika acara ini digelar demi kakak Presiden Kennedy itu. “Pertandingan olahraga seharusnya tidak hanya menitikberatkan pada satu individu,” ujar Shriver.
Wanita yang juga aktif berkampanye menentang aborsi ini menilai, cara terbaik menangani anak tunagrahita adalah memberi mereka kesempatan untuk belajar. Menganggap para tunagrahita sebagai musibah tidak lantas menyelesaikan permasalahan.
Semenjak acara perdana tersebut, kemah serupa dilakukan setiap tahunnya. Selain diadakan oleh Shriver sendiri melalui Kennedy Foundation, beragam universitas dan lembaga sosial lain juga menggelar acara serupa.
Acara kemah tersebut kemudian beralih menjadi kegiatan serupa olimpiade pada 1968, dan mengambil lokasi di Soldier Field, Chicago. Setidaknya 1.500 atlet Amerika Serikat dan Kanada ambil bagian dalam acara ini.
Telah Mendunia
Anne McGlone Burke, seorang pengajar pendidikan jasmani, yang atas bantuan Kennedy Foundation, memasukkan gaya olimpiade ke dalam ajang tahunan tersebut.
Kepedulian keluarga Kennedy terhadap anak tunagrahita memang tak tanggung-tanggung. Mereka rela menyumbang setidaknya US$ 25 ribu untuk pelaksanaan Olimpiade Spesial perdana tersebut.
Ajang ini kemudian menjadi acara dua tahunan sejak Juli 1968. Legitimasi penggunaan kata “olimpiade” pun ditandatangani oleh Komite Olimpiade Amerika Serikat pada 1971.
Enam tahun berselang, kompetisi multi-event tersebut diakui oleh Komite Olimpiade Internasional. Tepatnya pada 1997, olimpiade itu pun dibuka untuk peserta dari seluruh dunia.
Kota Dublin di Irlandia menjadi tuan rumah pertama di luar Amerika Serikat. Di kota ini, tercatat 7.000 atlet dari 150 negara ikut bertanding di 18 cabang olahraga.
Kini, Olimpiade Spesial terdiri dari 21 cabang olah raga dengan ribuan atlet pendukung dan tanpa penarikan biaya dari peserta.
Di Indonesia, ajang olah raga tersebut di bawah naungan Special Olympics Indonesia (SOIna). SOIna merupakan satu-satunya lembaga olimpiade spesial yang mendapat lisensi resmi dari Komite Olimpiade Internasional untuk mengelola atlet dan mengirimkan kontingen tunagrahita ke ajang OS tingkat dunia.
Olimpiade Spesial sendiri merupakan gerakan global yang bertujuan memberikan kesempatan bagi tunagrahita untuk berprestasi dan bersosialisasi antar sesamanya, ataupun dengan masyarakat luas.
Hingga saat ini, sudah terdaftar 180 negara anggota olimpiade spesial, dan Indonesia adalah anggota ke-79 sejak 9 Agustus 1989. Stephanie hanyalah satu dari 65 ribu atlet tunagrahita di Indonesia.
Penyelenggaraan kali ini akan diikuti sekitar 6.500 atlet dari 177 negara yang akan bersaing dalam 25 cabang olahraga (cabor). Pemain termuda adalah anak berumur 9 tahun, Hoi Kei Tang, dari Macau, yang akan ambil bagian dalam acara atletik. Usia tertua adalah berumur 71 tahun Patrick Rutherford dari Irlandia. []