WARTABUANA – Komite penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 akan mengadakan rapat khusus untuk membahas pernyataan kontroversial bernada seksis dari presiden komite tersebut, Yoshiro Mori, pekan lalu.
Mori (83), yang juga mantan perdana menteri Jepang, mengatakan dalam pertemuan Komite Olimpiade Jepang pada Rabu (3/2), “Wanita memiliki rasa persaingan yang kuat … jika seorang anggota wanita mengangkat tangan untuk berbicara, semua orang akan berpikir mereka juga perlu mengatakan sesuatu.”
Mori menyampaikan permintaan maaf dalam konferensi pers pada Kamis (4/2) namun menolak untuk mengundurkan diri.
Lembaga penyiaran milik pemerintah Jepang, NHK, mengatakan bahwa komite penyelenggara Tokyo 2020 berencana untuk mengadakan sesi bersama dewan eksekutif dan dewan penasihat, yang rencananya akan dilaksanakan pada Jumat (12/2).
“Presiden sendiri diharapkan menghadiri pertemuan tersebut,” kata NHK.
Menyusul pernyataan Mori, sekitar 400 sukarelawan memutuskan melepas kesempatan mereka untuk membantu dalam pertandingan musim panas ini, sementara dua orang mengumumkan pengunduran diri mereka dari estafet obor, yang akan dimulai pada 25 Maret, lapor Sports Daily sebelumnya.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/2) bahwa pernyataan Mori “sangat tidak pantas serta bertentangan dengan komitmen IOC dan reformasi Agenda Olimpiade 2020.” [Xinhua]