WASHINGTON – Uji klinis tahap pertama baru telah dimulai di Amerika Serikat (AS) guna mengevaluasi vaksin Moderna yang masih diteliti, yang dirancang untuk memberikan perlindungan dari varian virus corona B.1.351, seperti diumumkan Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) AS pada Rabu (31/3).
Uji coba tersebut, yang dipimpin dan didanai oleh Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID) AS, bagian dari NIH, akan mengevaluasi keamanan dan imunogenisitas vaksin yang dikenal sebagai mRNA-1273.351 pada sukarelawan dewasa.
Uji coba tersebut akan melibatkan sekitar 210 sukarelawan dewasa sehat di empat lokasi penelitian klinis di AS, menurut NIH.
“Varian B.1.351 SARS-CoV-2, yang pertama kali teridentifikasi di Republik Afrika Selatan, telah terdeteksi di setidaknya sembilan negara bagian di AS,” ujar Direktur NIAID Anthony Fauci.
“Data awal menunjukkan bahwa vaksin-vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia di AS harus memberikan tingkat perlindungan yang memadai terhadap varian SARS-CoV-2. Namun untuk berjaga-jaga, NIAID terus bekerja sama dengan Moderna dalam mengevaluasi kandidat vaksin varian ini jika diperlukan vaksin yang lebih ditingkatkan,” kata Fauci.
Kandidat vaksin varian tersebut berbeda dari vaksin Moderna yang saat ini diizinkan penggunaannya karena memberikan instruksi untuk menghasilkan lonjakan (spike) SARS-CoV-2 yang menggabungkan mutasi kunci dalam varian virus B.1.351, menurut NIH.
Selain uji klinis tahap pertama, para peneliti di Pusat Penelitian Vaksin NIAID juga bekerja sama dengan Moderna untuk mengevaluasi mRNA-1273.351 pada model hewan. [Xinhua]