KAIRO – Perusahaan Mesir Holding Company for Biological Products and Vaccines (VACSERA) dan perusahaan biofarmasi China Sinovac pada Rabu (21/4) menandatangani kesepakatan untuk memproduksi vaksin COVID-19 Sinovac di negara Afrika Utara tersebut.
Upacara penandatanganan disaksikan oleh Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Menteri Kesehatan Mesir Hala Zayed, dan Duta Besar China untuk Mesir Liao Liqiang, yang kemudian mengadakan pembicaraan bersama dan memuji kolaborasi kedua negara dalam memerangi pandemi COVID-19.
Madbouly mengucapkan terima kasih kepada Liao atas dukungan berharga China kepada Mesir dalam menangani virus corona, menyebut kesepakatan itu “sangat penting” karena memberi kesempatan bagi Mesir untuk memproduksi vaksin COVID-19 di dalam negeri.
Sang PM juga mengutarakan harapannya agar implementasi perjanjian dan produksi lokal vaksin Sinovac dapat dilakukan secepat mungkin.
Sementara itu, Liao menekankan apresiasi China atas kemitraan strategisnya dengan Mesir serta hubungan yang istimewa antara para pemimpin kedua negara.
Penandatanganan perjanjian ini merupakan tonggak baru dalam kerja sama antiepidemi China-Mesir, dan ini akan berperan penting dalam membantu Mesir dan Timur Tengah, serta Afrika, memerangi pandemi, kata sang dubes.
Mesir pada akhir Januari lalu telah memulai vaksinasi bagi para tenaga kesehatan di rumah-rumah sakit pemerintah menggunakan vaksin COVID-19 yang dibuat oleh perusahaan farmasi China terkemuka lainnya, Sinopharm. Vaksin tersebut merupakan yang pertama diotorisasi oleh Otoritas Obat-obatan Mesir.
Awal Maret lalu, negara Arab berpopulasi tertinggi itu juga telah memulai vaksinasi bagi warga lansia dan pasien dengan penyakit kronis untuk melawan virus corona yang sangat menular itu.
Sejauh ini, Mesir melaporkan 218.902 kasus COVID-19, termasuk 12.866 kematian dan 164.803 pasien sembuh. [Xinhua]