VIENTIANE – Laos sedang melaksanakan program vaksinasi COVID-19 dan mayoritas warga di wilayah-wilayah yang menjadi target telah menerima suntikan dosis pertama. Pemerintah Laos berencana memvaksinasi sedikitnya 150.000 orang pada tahap awal program ini.
Harian lokal Vientiane Times pada Senin (19/4) mengutip pernyataan Phonepaseuth Ounaphom, Direktur Jenderal Departemen Peningkatan Kesehatan dan Kebersihan yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan Laos, yang mengatakan bahwa sektor-sektor yang terlibat telah memvaksinasi 85 persen dari populasi target.
Hingga 4 April, sekitar 103.000 orang dari kelompok berisiko telah menerima suntikan dosis pertamanya, sedangkan 6.171 orang telah menerima dosis kedua, menurut Komite Gugus Tugas Nasional Laos untuk Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Kampanye vaksinasi ini merupakan bagian dari rencana pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang diimplementasikan dengan sungguh-sungguh oleh otoritas kesehatan setempat demi mengendalikan virus.
Program vaksinasi telah diperluas agar mencakup lebih banyak kelompok target selain tenaga kesehatan.
Pegawai negeri sipil dan pejabat dari kementerian, organisasi setara kementerian, departemen lokal, kedutaan asing, organisasi internasional beserta anggota keluarga mereka, serta beberapa perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan berisiko, kini menjadi target dari program yang diperluas itu.
Sebuah laporan yang dirilis sebelumnya menyebutkan bahwa sekitar 22 persen dari total populasi, atau sekitar 1,6 juta orang, akan divaksinasi pada 2021.
Cakupan vaksinasi diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen dari total populasi pada 2022 mendatang, dengan lebih banyak orang yang akan divaksinasi pada tahun-tahun berikutnya.
Kementerian Kesehatan Laos meminta semua orang untuk menyadari risiko yang ditimbulkan oleh COVID-19.
Pihak otoritas maupun masyarakat harus secara ketat mematuhi pedoman pemerintah terkait langkah-langkah pencegahan virus.
Sampai saat ini, Laos mengonfirmasi 58 kasus COVID-19, dengan sembilan orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Negara tersebut melaporkan dua kasus COVID-19 pertamanya pada 24 Maret tahun lalu. [Xinhua]