DHAKA – Badan pengawas obat-obatan Bangladesh telah mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 kedua dari China di negara itu.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Obat-obatan (Directorate General of Drug Administration/DGDA) pada Minggu (6/6), seraya mengatakan bahwa “CoronaVac” yang diproduksi oleh Sinovac Life Sciences Co., Ltd. merupakan vaksin COVID-19 kelima yang mendapatkan persetujuan penggunaan darurat di Bangladesh.
DGDA memberikan lampu hijau setelah perusahaan farmasi terkemuka setempat, Incepta Vaccine Ltd, mengajukan permohonan persetujuan untuk penggunaan darurat CoronaVac di negara tersebut.
CoronaVac telah menerima otorisasi penggunaan darurat di puluhan negara lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memasukkan vaksin CoronaVac dalam Daftar Penggunaan Darurat mereka.
Regulator obat-obatan Bangladesh sebelumnya mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 Sinopharm China.
Hualong Yan, konselor menteri Kedutaan Besar China di Dhaka, pada Sabtu (5/6) mengatakan kiriman kedua vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh pemerintah China siap dikirim pada 13 Juni.
Sekitar 1.000 mahasiswa kedokteran dari empat perguruan tinggi kedokteran ternama di Bangladesh belum lama ini menerima suntikan pertama vaksin COVID-19 berkat vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh China.
Bangladesh memulai program vaksinasinya pada 28 Januari lalu untuk meredam pandemi yang telah menyebar ke seluruh negeri. Pada Minggu, Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan Bangladesh melaporkan 1.676 kasus baru COVID-19 dan 38 kematian, sehingga total kasus infeksi dan kematian di negara itu masing-masing bertambah menjadi 810.990 dan 12.839. [Xinhua]