WASHINGTON – Kesenjangan kesehatan selama pandemi COVID-19 mengungkapkan “efek rasisme yang tak terbantahkan” di Amerika Serikat (AS), kata Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara tersebut, pada Minggu (16/5).
Kelompok etnis minoritas, khususnya warga kulit hitam, Hispanik, dan pribumi Amerika, berisiko lebih tinggi tertular COVID-19, kerap kali karena banyak dari mereka bekerja di lapangan pekerjaan esensial, kata Fauci dalam sebuah upacara wisuda di Universitas Emory.
Ketika warga kulit berwarna tertular, mereka akan berkemungkinan lebih besar mengalami konsekuensi parah, karena kelompok minoritas secara umum memiliki akibat dan prevalensi yang lebih luas dari kondisi medis komorbid yang mendasari, termasuk hipertensi, penyakit paru-paru kronis, diabetes, serta obesitas, papar Fauci.
“Kini, sangat sedikit dari kelompok komorbiditas tersebut memiliki faktor penentu rasial,” tutur Fauci. Dia menambahkan bahwa kesenjangan ini berkaitan dengan “faktor penentu sosial kesehatan yang berasal dari kondisi tidak menguntungkan pada beberapa warga kulit berwarna, yang telah mereka ketahui sejak lahir, terkait ketersediaan pola makan yang layak, akses mendapatkan perawatan kesehatan, serta efek rasisme yang tak terbantahkan dalam masyarakat kita.”
“Mari berjanji pada diri sendiri bahwa kenangan bersama kita tentang realitas tragis bahwa sebuah penyakit menular yang secara senjang menyebabkan warga kulit berwarna dirawat dan meninggal, tidak memudar setelah kita kembali ke semacam bentuk kondisi normal,” ucap Fauci. [Xinhua]