NEW DELHI – Menteri Keuangan Federal India Nirmala Sitharaman pada Sabtu (12/6) mengatakan pajak atas obat-obatan, beberapa peralatan rumah sakit, dan barang-barang lain yang dibutuhkan untuk memerangi COVID-19 telah dipangkas oleh Dewan Pajak Barang dan Jasa.
Sitharaman mengatakan pemangkasan pajak tersebut dilakukan berdasarkan saran dari Kelompok Menteri (Group of Ministers/GoM) India.
Tarif beberapa barang bantuan COVID-19 dipangkas hingga 5 persen dari tarif 12 hingga 18 persen yang berlaku saat ini, tetapi tarif pajak untuk vaksin masih sama, yakni 5 persen.
Berdasarkan pengumuman itu, tidak ada pajak yang akan dikenakan untuk obat-obatan termasuk antibodi monoklonal Tocilizumab dan Amfoterisin B, yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur hitam (black fungus), penyakit jamur oportunistik yang menyerang pasien COVID-19.
Obat-obatan lain yang tarifnya dipangkas oleh Pajak Barang dan Jasa (Goods and Services Tax/GST) antara lain antikoagulan seperti Heparin dari 12 persen menjadi 5 persen, Remdesivir dari 12 persen menjadi 5 persen, dan obat apa pun yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan untuk pengobatan COVID dari tarif yang berlaku saat ini menjadi 5 persen.
GST untuk oksigen kelas medis, konsentrator oksigen, dan generator termasuk impor pribadi, ventilator, masker ventilator, mesin Bipap, dan perangkat kanula hidung aliran tinggi dipangkas dari 12 persen menjadi 5 persen.
Seluruh alat tes COVID akan dikenakan tarif GST sebesar 5 persen, dari sebelumnya 12 persen.
Pemangkasan pajak berlaku hingga 30 September, dan dapat diperpanjang.
Sementara itu, vaksin COVID-19 tetap dikenakan GST sebesar 5 persen.
Saat ini, India sedang dilanda gelombang kedua wabah COVID-19 yang mematikan. [Xinhua]