VIENTIANE – Pemerintah Laos untuk sementara waktu melarang impor dan ekspor sapi, daging sapi, dan produk sapi lainnya untuk mencegah penyebaran sebuah penyakit kulit menular.
Departemen Peternakan dan Perikanan di bawah Kementerian Pertanian dan Kehutanan Laos pada Senin (31/5) mengeluarkan pemberitahuan yang memerintahkan larangan tersebut, yang akan berlaku hingga akhir Juni. Larangan itu muncul setelah departemen tersebut menemukan kasus lumpy skin disease di sebuah peternakan sapi di ibu kota Laos, Vientiane, akhir bulan lalu, menurut laporan harian lokal Vientiane Times pada Kamis (3/6).
Lumpy skin disease merupakan penyakit virus yang menyerang sapi. Penyakit itu ditularkan oleh serangga penghisap darah, seperti lalat, nyamuk, dan kutu. Penyakit itu menyebabkan demam, bintil pada kulit, dan juga dapat mengakibatkan kematian.
Departemen itu melarang pengiriman sapi antar provinsi, distrik, dan desa selama bulan depan.
Dalam pemberitahuan itu, departemen itu mengeluarkan pedoman bagi sektor peternakan dan perikanan tentang pendirian pos pemeriksaan untuk mengontrol pengiriman sapi sampai wabah penyakit tersebut mereda.
Departemen itu juga menginformasikan kepada masyarakat umum, petani, dan bisnis tentang cara mencegah penyebaran penyakit tersebut, termasuk dengan membasmi serangga penghisap darah dan meningkatkan kebersihan di lingkungan ternak. [Xinhua]