SINGAPURA – Kementerian Kesehatan Singapura pada Jumat (4/6) malam mengatakan pihaknya akan mendistribusikan persediaan 200.000 dosis vaksin COVID-19 Sinovac yang ada saat ini ke sekitar 20 klinik swasta, dan membiarkan mereka menjadi penyedia berlisensi untuk vaksin China tersebut di bawah program Rute Akses Khusus (Special Access Route/SAR).
Klinik-klinik swasta ini harus dapat menunjukkan kemampuan dalam memberikan vaksin secara aman, tepat, dan efisien. Mereka diizinkan memberikan vaksin tersebut kepada semua warga negara Singapura, penduduk tetap, dan orang-orang yang memegang Tiket Kunjungan Jangka Panjang, yang karena beberapa alasan memilih untuk menerima vaksin Sinovac alih-alih vaksin yang disediakan program nasional.
Menurut kementerian itu, penyedia berlisensi akan diperbolehkan untuk membebankan biaya kepada pasien penerima vaksin. Sementara bagi 34.000 warga Singapura yang sebelumnya dilarang menerima vaksin mRNA atau yang memiliki alergi terhadap jenis vaksin tersebut, pemerintah akan mengganti biayanya jika mereka memutuskan untuk menerima vaksin Sinovac.
Rincian terkait hal tersebut akan diinformasikan kepada mereka pada pekan mendatang, tambahnya.
Rute Akses Khusus merupakan proses yang ada saat ini untuk memfasilitasi impor dan pasokan obat-obatan yang belum terdaftar guna mengatasi kebutuhan medis yang tidak terpenuhi. Pihak kementerian sebelumnya pada pekan ini mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan SAR untuk membuka akses ke lebih banyak vaksin COVID-19 selain dua vaksin mRNA yang telah diotorisasi untuk program vaksinasi nasional. Ini dilakukan guna meningkatkan cakupan vaksinasi secara keseluruhan.
Bagi sejumlah kecil individu yang dilarang vaksinasi masih akan belum memenuhi syarat jika mereka memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi terhadap jenis vaksin lain, meski kementerian itu akan menghapus batasan tertentu bagi mereka mulai 5 Juni.
Ada juga sekitar 2.000 orang yang mengembangkan anafilaksis atau reaksi alergi setelah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 mRNA, yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin berbasis mRNA lagi.
Untuk melindungi kelompok ini dari COVID-19, Kementerian Kesehatan Singapura sedang mengevaluasi dan akan mendatangkan vaksin non-mRNA yang lebih sesuai untuk kondisi mereka.
“Kami berharap dapat merealisasikannya sebelum akhir tahun ini, setelah vaksin tersebut disetujui oleh Otoritas Ilmu Kesehatan untuk digunakan dalam program vaksinasi nasional kami,” kata kementerian tersebut. [Xinhua]