TOKYO, 12 Juli (Xinhua) — Tokyo memulai status daruratnya yang ke-4 pada Senin (12/7) guna membatasi kemunculan kembali infeksi COVID-19, lapor media setempat pada Senin tersebut.
Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan bahwa status darurat ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dari Tokyo selama libur musim panas dan libur Bon.
“Kami meminta pengertian dan kerja sama warga karena deklarasi kali ini dimaksudkan untuk memastikan kita bisa mencegah ledakan infeksi nasional sampai vaksinasi mencatatkan kemajuan,” tutur Kato dalam konferensi pers rutin.
Status darurat ke-4 di Tokyo ini, yang berlaku hingga 22 Agustus, akan mencakup durasi gelaran Olimpiade Tokyo.
Beberapa orang menyatakan kekhawatiran mereka terkait peningkatan infeksi di Jepang meski status darurat baru ini diterapkan. “Sudah sewajarnya menggelar Olimpiade tanpa penonton, tetapi saya yakin Olimpiade pasti akan meningkatkan arus orang. Saya khawatir hal itu akan semakin meningkatkan jumlah penularan,” kata Toshihiro Numata, seorang pekerja di Kota Yokohama, kepada media setempat.
Dalam status darurat ini, bar dan restoran diminta untuk tidak menyajikan alkohol dan wajib tutup pukul 20.00 waktu setempat. Selain itu, fasilitas-fasilitas komersial utama di Tokyo juga harus tutup pukul 20.00. Jumlah pengunjung maksimum di acara-acara besar adalah 5.000 orang atau 50 persen dari kapasitas lokasi, yang mana pun yang lebih kecil.
Tokyo mendeklarasikan status darurat COVID-19 pertamanya pada April 2020 dan yang ke-2 pada Januari 2021. Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memberlakukan status darurat ke-3 pada April tahun ini, yang awalnya dirancang berlangsung selama sekitar dua pekan, tetapi diperpanjang hingga 20 Juni.
Status darurat di Tokyo diubah menjadi semi-darurat pada 21 Juni. Namun demikian, lantaran lonjakan infeksi COVID-19 belakangan ini, Tokyo kembali memasuki status darurat setelah sekitar tiga pekan. [Xinhua]