Deretan kendaraan melaju di Central Business District di Distrik Chaoyang, Beijing, ibu kota China, pada 6 Juni 2022. (Xinhua/Ju Huanzong)
BEIJING, 16 Juni (Xinhua) — Di saat banyak pengamat barat mengadu urusan kesehatan dan kekayaan dalam memerangi epidemi, dengan asumsi bahwa salah satunya harus dikorbankan demi yang lain, China memegang filosofi bahwa melindungi keduanya selama pandemi tidaklah sama dengan melakukan permainan zero-sum.
Di satu sisi, China berupaya maksimal untuk membuat pendekatan antivirus menjadi lebih ilmiah, tepat sasaran, dan efektif. Di sisi lain, China memperluas dukungan kebijakan yang kompleks untuk meminimalkan dampak epidemi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial.
Pekerjaan ini terbukti pragmatis dan efektif selama beberapa tahun terakhir. Inilah sebabnya mengapa kepemimpinan China berulang kali menyampaikan pesan yang sangat jelas bahwa kebijakan nol-COVID China yang dinamis akan tetap berlaku.
Seorang warga memindai kode QR untuk mencatatkan status kesehatannya di pintu masuk sebuah permukiman di Zhongguancun, Distrik Haidian, Beijing, ibu kota China, pada 12 Juni 2022. (Xinhua/Ren Chao)
Selama lonjakan kembali infeksi COVID-19 baru-baru ini, kemampuan dan efisiensi pemerintahan China juga tidak boleh diremehkan.
Dalam upaya untuk mengendalikan kemunculan kembali epidemi, China mengimplementasikan paket kebijakan menyeluruh yang diluncurkan pada akhir Mei di sebagian besar wilayah negara itu guna membantu menstabilkan ekonomi. Tanda-tanda positif sudah terlihat.
Salah satu contohnya adalah sektor logistik. Indeks kinerja logistik, yang melacak volume bisnis, pesanan baru, pekerjaan, perputaran persediaan, dan tingkat utilitas peralatan di sektor ini, turun menjadi 43,8 persen pada April ketika beberapa area, termasuk Shanghai, dilanda epidemi.
Namun, pada Mei, arus logistik menjadi lebih lancar dan tumpukan barang yang tersendat secara bertahap diuraikan di pelabuhan. Indeks kinerja logistik pun melonjak 5,5 poin persentase menjadi 49,3 persen.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas, kapasitas produksi juga mengalami pemulihan. Tesla, misalnya, kini beroperasi dengan kapasitas penuh di Shanghai, dengan lebih dari 40.000 mobil diluncurkan dari lini produksinya sejak 19 April ketika aktivitas produksi mulai dilanjutkan.
Sebuah kapal memuat mobil-mobil listrik yang diproduksi oleh Shanghai Gigafactory milik produsen mobil AS Tesla, sebelum berangkat ke Slovenia dari pelabuhan di Shanghai, China timur, pada 11 Mei 2022. (Xinhua)
China mengambil pandangan dialektis tentang krisis dan peluang, dengan menganggap bahwa mara bahaya selalu datang dibarengi dengan peluang. Proses mengatasi tantangan ekonomi yang disebabkan oleh infeksi varian Omicron juga menawarkan peluang untuk mendorong peningkatan sektor industri negara tersebut.
Mempertimbangkan hal ini, China memulai pembangunan awal untuk proyek-proyek infrastruktur yang terkait dengan 5G dan internet industri, serta mempercepat transformasi hemat energi dan pengurangan karbon di bidang-bidang utama.
Sejumlah investor global menyuarakan kepercayaannya terhadap China. Arus masuk modal asing ke pasar saham China berbalik ke net inflowpada April dari net outflowpada Maret, serta meningkat lebih lanjut pada Mei, mengacu pada efisiensi China dalam mengoordinasikan respons epidemi dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam laporannya pada Juni, Bank Dunia memproyeksikan bahwa momentum pertumbuhan China diperkirakan akan pulih pada paruh kedua 2022, dibantu oleh stimulus fiskal, pelonggaran moneter, dan langkah-langkah lain untuk mengurangi penurunan ekonomi. [Xinhua]