Sejumlah pekerja menyiapkan makanan untuk warga di sebuah toko fair price keliling yang dikelola pemerintah di Dhaka, Bangladesh, pada 13 Juli 2021. (Xinhua)
Mendapat tekanan dari tagihan impor yang lebih tinggi dan lemahnya mata uang taka yang dipicu oleh lonjakan besar dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, cadangan devisa Bangladesh bulan lalu turun ke angka di bawah 40 miliar dolar untuk kali pertama dalam dua tahun.
DHAKA, 4 Agustus (Xinhua) — Defisit perdagangan Bangladesh menggelembung hingga mencapai rekor tertinggi sebesar lebih dari 33 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.917) pada tahun fiskal 2021-2022 yang berakhir pada 30 Juni akibat meningkatnya impor, menurut data terbaru dari bank sentral negara itu.
Defisit perdagangan pada tahun fiskal terbaru (Juli 2021-Juni 2022) melonjak sekitar 40 persen menjadi 33,25 miliar dolar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data dari Bangladesh Bank (BB).
Menurut data dari bank sentral Bangladesh itu, pembayaran impor negara tersebut pada tahun fiskal terbaru tercatat di angka 82,50 miliar dolar, naik 35,95 persen, sementara pendapatan dari ekspor mencapai 49,25 miliar dolar, naik 33,45 persen, pada periode yang sama.
Sebelumnya pada tahun fiskal 2020-2021, defisit perdagangan Bangladesh tercatat di angka 23,78 miliar dolar.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pakar di negara itu menekankan perlunya membatasi impor serta mendorong ekspor dan arus masuk pengiriman uang guna meminimalkan defisit perdagangan dan menyokong cadangan devisa negara.
Mendapat tekanan daritagihan impor yang lebih tinggi dan lemahnya mata uang taka yang dipicu oleh lonjakan besar dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, cadangan devisa Bangladesh bulan lalu turun ke angka di bawah 40 miliar dolar untuk kali pertama dalam dua tahun.
Foto yang diabadikan pada 2 Januari 2022 ini menunjukkan Bangabandhu Bangladesh-China Friendship Exhibition Center (BBCFEC), lokasi penyelenggaraan Pameran Perdagangan Internasional Dhaka 2022, di Purbachal di pinggiran Dhaka, Bangladesh. (Xinhua)
Dalam upayanya untuk meningkatkan cadangan devisa yang menyusut, dalam beberapa bulan terakhir BB mengambil sejumlah langkah untuk mencegah impor dan mendorong lebih banyak pengiriman uang dari jutaan warga Bangladesh yang tinggal dan bekerja di luar negeri.
Pengiriman uang oleh ekspatriat Bangladesh pada Juli tercatat di angka 2,09 miliar dolar, tertinggi dalam 14 bulan, yang sebagian besar didukung oleh pelonggaran sejumlah aturan dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, total ekspor Bangladesh selama bulan pertama pada tahun fiskal 2022-2023 saat ini (Juli 2022-Juni 2023) mencapai 3,98 miliar dolar, naik sekitar 15 persen secara tahunan (year on year), menurut data dari Biro Promosi Ekspor yang diunggah di situs webnya pada Selasa (2/8).
Sejumlah pakar di Bangladesh mengatakan bahwa para eksportir dari negara itu, yang sebelumnya mengalami kemunduran besar-besaran di tengah wabah COVID-19, kini dapat bernapas lega karena pesanan untuk produk-produk garmen utama dari peretail telah kembali dalam beberapa bulan terakhir berkat rebound dalam halpermintaan dari luar negeri di tengah pemulihan ekonomi. [Xinhua]