DUBAI – Perekonomian China kemungkinan akan terus mengalami pasang surut, namun “pada akhirnya akan tumbuh dalam waktu dekat,” kata harian Uni Emirat Arab, Gulf News, dalam sebuah artikel opini yang dipublikasikan pada Selasa (26/10).
Tren dan propaganda media anti-China adalah pedang bermata dua, tulis Ramzy Baroud, seorang wartawan sekaligus editor Gulf News yang bermarkas di Dubai, dalam artikel itu.
Baroud menuturkan bahwa meski pemberitaan media Barat, yang biasa menggambarkan citra China dengan buruk, banyak diuntungkan dengan merendahkan status China, beberapa perekonomian Barat justru akan menjadi pihak pertama yang merasakan dampaknya jika China mengalami perlambatan ekonomi jangka panjang.
Dikatakan Baroud, biasnya pemberitaan media Barat didorong oleh politik, bukan kebenaran yang dapat diuraikan. “Sentralitas China sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi global menghadirkan dilema yang sangat berat bagi Barat. Di satu sisi, sejumlah kekuatan Barat ingin memastikan China tidak dapat meningkatkan kekuatan politik globalnya, namun di sisi lain, mereka terus mengandalkan keajaiban ekonomi China untuk mempertahankan perekonomian mereka sendiri.”
Ekonomi China terkait erat dengan ekonomi global. “Ungkapan yang mengatakan ‘jika China bersin, maka seluruh dunia akan terkena flu’ kini terasa begitu nyata kebenarannya,” imbuh penulis lima buku tersebut. [Xinhua]