BRUSSEL – Inflasi zona euro melonjak ke tingkat rekor bulan ini, mencapai level tertinggi sejak 2008, setelah harga energi terus melambung, kata badan statistik Uni Eropa (UE), Eurostat, pada Jumat (29/10).
Di seluruh wilayah Uni Eropa, tingkat inflasi naik menjadi 4,1 persen dalam setahun hingga Oktober, naik dari tingkat pada September yang mencapai 3,4 persen.
Kenaikan 4,1 persen itu lebih dari dua kali lipat dari target bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), setelah harga energi melonjak 23,5 persen pada September, kata badan tersebut.
Inflasi di 19 negara zona euro melonjak dalam beberapa bulan terakhir seiring ekonomi global rebound dari pandemi virus corona.
Efek paling dramatis pada harga adalah melonjaknya biaya energi, yang telah membuat tagihan listrik membengkak dan mengancam pemulihan ekonomi. Komisi Eropa pada awal bulan ini meluncurkan sebuah toolbox untuk memungkinkan negara-negara anggota UE membantu konsumen dan bisnis yang terdampak.
Dalam rilis terpisah, Eurostat mengatakan pertumbuhan di negara-negara yang menggunakan euro naik 2,2 persen pada kuartal ketiga tahun ini, sedikit di atas kuartal sebelumnya yang berada di angka 2,1 persen.
Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman naik 3,7 persen di zona euro dan 3,9 persen di UE pada kuartal ketiga 2021.
Di antara negara-negara anggota yang datanya tersedia untuk kuartal ketiga 2021, Austria mencatatkan peningkatan secara kuartalan (quarter-on-quarter) terbesar yakni 3,3 persen, diikuti oleh Prancis (3,0 persen) dan Portugal (2,9 persen). [Xinhua]