BEIJING – Terlepas dari pandemi dan berbagai tantangan pembangunan ekonomi domestik, perekonomian China mempertahankan pemulihan yang stabil sejak awal 2021, meletakkan dasar yang kuat untuk mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial setahun penuh, menurut laporan badan perencana ekonomi tertinggi negara itu pada Rabu (18/8).
Pada paruh pertama (H1) tahun ini, indikator ekonomi utama negara itu, termasuk pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan indeks harga konsumen (IHK), telah memenuhi ekspektasi, ungkap He Lifeng, Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, saat menyampaikan laporan implementasi rencana pembangunan ekonomi dan sosial nasional pada sesi Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress/NPC) yang sedang berlangsung.
Produk Domestik Bruto (PDB) China meningkat 12,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada H1 2021, dan total 6,98 juta pekerjaan perkotaan baru telah tercipta, papar He.
IHK negara itu naik 0,5 persen (yoy) selama periode Januari-Juni, dan cadangan devisa mencapai 3,214 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.384) pada akhir Juni, tambahnya. Kebijakan fiskal China yang proaktif sepanjang tahun ini memberikan dukungan untuk tugas-tugas nasional strategis utama, serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kata Xu Hongcai, Wakil Menteri Keuangan China.
Namun, dengan guncangan eksternal yang masih terjadi dan berbagai tantangan baru yang muncul bagi kalangan usaha, dia menekankan bahwa upaya yang lebih besar diperlukan guna mengonsolidasikan fondasi bagi pemulihan ekonomi di dalam negeri.
Untuk menjaga indikator ekonomi utama tetap dalam kisaran yang wajar, kata Xu, berbagai upaya harus dilakukan untuk menerapkan penyesuaian lintas siklus.
Kebijakan makro harus fokus mendukung ekonomi riil, mempromosikan lapangan kerja, merangsang vitalitas entitas pasar dan mengatasi risiko siklus potensial, ujar Xu menambahkan. [Xinhua]