Foto dari udara yang diabadikan pada 1 April 2022 pagi hari ini menunjukkan area di sebelah barat Sungai Huangpu di Shanghai, China timur. (Xinhua/Yang Fan)
BEIJING, 19 Juni (Xinhua) — Kota-kota di China sedang melakukan banyak upaya untuk memikat para talenta agar menetap di wilayah mereka. Hal itu mencakup sejumlah kebijakan yang menguntungkan seperti penghapusan persyaratan registrasi tempat tinggal, keringanan sewa, dan bahkan subsidi untuk memulai bisnis dan pembelian hunian.
Sebelumnya bulan ini, kota metropolitan Shanghai mengumumkan bahwa mereka yang kembali dari luar negeri setelah lulus dari 50 universitas top dunia dapat langsung didaftarkan sebagai penduduk lokal setelah menjadi karyawan penuh waktu di kota tersebut, dengan turut dihapuskannya persyaratan terkait basis pembayaran jaminan sosial mereka serta waktu pembayarannya.
Hal tersebut menjadi salah satu kebijakan yang tercantum dalam pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Kota Shanghai yang menekankan pada dukungan khusus bagi sang talenta, guna membantu pemulihan aktivitas kerja dan produksi.
Registrasi tempat tinggal atau rumah tangga, yang disebut “Hukou” dalam Bahasa Mandarin, selalu menjadi daya pikat utama bagi para talenta, mengingat hal tersebut membawa peluang dan manfaat untuk memiliki tempat tinggal permanen di sebuah kota.
Menurut pemberitahuan tersebut, mereka yang lulus dari universitas berperingkat antara 51 hingga 100 dunia dapat mengajukan “Hukou” setelah bekerja penuh waktu di Shanghai dan membayar jaminan sosial untuk enam bulan. Periode itu jauh lebih singkat dari sebelumnya.
Pekan lalu, kota metropolitan itu juga mengumumkan serangkaian kebijakan menguntungkan, termasuk melonggarkan pembatasan registrasi rumah tangga di daerah pinggiran kota bagi lulusan baru dari Shanghai maupun kota-kota lainnya sembari memperpanjang periode aplikasi.
Pada 2022, Shanghai akan menambah 25.000 unit hunian sewa baru untuk para talenta, dan menyediakan sejumlah hunian sewa yang terjangkau, berjangka panjang, dan stabil untuk lulusan baru yang bekerja di kota itu, menurut kebijakan tersebut.
Sementara itu, untuk pemulihan aktivitas kerja dan produksi yang lebih cepat, kota itu juga membuka “saluran hijau”, yang memprioritaskan aplikasi untuk introduksi talenta dari perusahaan-perusahaan utama dan juga mereka yang menempuh studi luar negeri di universitas-universitas terkemuka.
Di saat Shanghai membuka pintunya bagi para talenta, kota-kota lainnya di China juga berlomba untuk memikat para profesional berkualitas tinggi.
Pusat teknologi tinggi Shenzhen menaikkan subsidinya untuk pemilik gelar doktor, dengan usia maksimal 35 tahun, menjadi 100.000 yuan (1 yuan = Rp2.213) per orang setelah menetap di kota itu. Besaran subsidi sebelumnya adalah 30.000 yuan.
Data terbaru dari unit penelitian di bawah situs pencari kerja Liepin menunjukkan bahwa sejumlah industri, termasuk manufaktur cerdas, sirkuit terpadu, kecerdasan buatan, dan biomedis mengalami kekurangan talenta.
Sementara itu, Kota Tianjin juga memperkenalkan insentif terperinci untuk talenta yang sangat dibutuhkan di industri-industri yang sedang berkembang seperti material baru dan manufaktur peralatan canggih. Di saat yang sama, Chengdu menyambut para wasit dan atlet top di seluruh negeri untuk menjadikan kota di China barat daya itu sebagai rumah mereka.
Pada 2022, China menargetkan penciptaan lebih dari 11 juta lapangan kerja baru di wilayah perkotaan, dan mempertahankan tingkat pengangguran tersurvei di wilayah perkotaan tak lebih dari 5,5 persen.
“Perubahan dalam struktur industri negara ini telah menyebabkan pergeseran dalam struktur ketenagakerjaan,” kata Xing Zhenkai, wakil kepala unit penelitian di bawah Liepin.
Di tengah pergeseran pertumbuhan yang didorong oleh inovasi dan peningkatan industri China, persaingan di antara kota-kota untuk memikat para talenta, terutama yang berkualitas tinggi, menjadi tak terelakkan, kata sejumlah analis. [Xinhua]