Perkembangan tingkat densitas robot di China merupakan yang paling dinamis di seluruh dunia. Tingkat densitas robot melonjak dari 49 unit pada 2015 menjadi 246 unit pada 2020. Saat ini, China menempati urutan kesembilan di dunia dalam hal tingkat densitas robot, sebuah lompatan besar dibandingkan dengan lima tahun lalu saat menempati peringkat ke-25.
BERLIN, Penggunaan robot dalam industri manufaktur di seluruh dunia “meningkat dengan sangat pesat” dengan rata-rata tingkat densitas robot naik hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, meningkat menjadi 126 unit per 10.000 karyawan pada 2020, seperti diungkapkan Federasi Robotika Internasional (International Federation of Robotics/IFR) pada Selasa (14/12).
Rata-rata tingkat densitas robot tertinggi tercatat di Asia/Australia dengan 134 unit, diikuti oleh Eropa dengan 123 unit, dan Amerika Serikat (AS) dengan 111 unit, menurut “Laporan Robot Dunia 2021” yang dirilis oleh IFR.
“Tingkat densitas robot merupakan barometer untuk melacak tingkat adopsi otomatisasi di industri manufaktur di seluruh dunia,” ujar Presiden IFR Milton Guerry.
Korea Selatan (Korsel) mencatat tingkat densitas robot tertinggi di dunia sejak 2010. Dengan 932 unit per 10.000 karyawan, negara tersebut melampaui rata-rata tingkat densitas global sebanyak tujuh kali lipat, menurut laporan itu.
“Dengan industri elektronik yang diakui secara global dan industri otomotif yang istimewa, ekonomi Korsel didasarkan pada dua area terbesar untuk robot industri,” papar laporan itu. Sejak 2015, tingkat densitas robot meningkat 10 persen setiap tahun.
“Perkembangan tingkat densitas robot di China merupakan yang paling dinamis di seluruh dunia,” menurut laporan tersebut. Tingkat densitas robot melonjak dari 49 unit pada 2015 menjadi 246 unit pada 2020. Saat ini, China menempati urutan kesembilan di dunia dalam hal tingkat densitas robot, sebuah lompatan besar dibandingkan dengan lima tahun lalu saat menempati peringkat ke-25.
Jerman adalah negara dengan tingkat otomasi tertinggi di Eropa dengan tingkat densitas robot sebanyak 371 unit tahun lalu. Industri robotika di negara itu “kian pulih, yang sebagian besar didorong oleh bisnis luar negeri yang kuat daripada oleh pasar domestik atau Eropa,” catat IFR.
Di AS, “modernisasi fasilitas produksi dalam negeri telah mendorong penjualan robot,” dengan tingkat densitas robot meningkat dari 176 unit pada 2015 menjadi 255 unit tahun lalu, papar laporan tersebut. Penggunaan robot industri juga akan membantu negara tersebut dalam mencapai target dekarbonisasinya. [Xinhua]