Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menghadiri sebuah konferensi pers di Washington DC, AS, pada 15 Juni 2022. (Xinhua/Liu Jie)
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan dirinya memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin akan “sangat mungkin” saat pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya diadakan pada Juli mendatang, menambahkan bahwa FOMC akan membuat keputusan berdasarkan data ekonomi yang masuk.
WASHINGTON, 15 Juni (Xinhua) — Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (15/6) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, menandai kenaikan suku bunga paling tajam sejak 1994, saat data yang dirilis dalam beberapa hari terakhir menunjukkan inflasi tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas akan mereda.
“Inflasi tetap tinggi, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait pandemi, harga energi yang melambung, dan tekanan harga yang lebih luas,” kata The Fed dalam sebuah pernyataan usai pertemuan kebijakan selama dua hari, menambahkan bahwa The Fed “sangat memperhatikan risiko inflasi.”
Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), badan pembuat kebijakan The Fed, memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga acuan dana federal (federal funds rate) menjadi 1,5 hingga 1,75 persen dan “mengantisipasi bahwa kenaikan yang berlanjut dalam kisaran target tersebut akan sesuai.”
Pernyataan itu menunjukkan bahwa 10 anggota komite FOMC mendukung keputusan tersebut dan satu orang menentang. Esther George, Presiden Fed Reserve Bank Kansas City, lebih memilih kenaikan suku bunga setengah poin.
Proyeksi ekonomi kuartalan The Fed yang baru saja dirilis menunjukkan bahwa proyeksi median para pejabat The Fed untuk inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) adalah 5,2 persen per akhir tahun ini, naik dari 4,3 persen pada proyeksi Maret.
Proyeksi ekonomi tersebut menunjukkan bahwa proyeksi median inflasi PCE akan turun menjadi 2,6 persen pada akhir 2023, dan kemudian menjadi 2,2 persen pada akhir 2024.
Sementara itu, proyeksi median para pejabat The Fed untuk tingkat pengangguran adalah 3,7 persen per akhir tahun ini, naik tipis dari 3,6 persen saat ini. Proyeksi median tingkat pengangguran itu akan mencapai 3,9 persen pada 2023 dan 4,1 persen pada 2024.
“Jika Anda ingin menurunkannya ke hampir 2 persen inflasi pada 2024 dan tingkat pengangguran serendah 4,1 persen, saya akan menyebutnya sebagai keberhasilan memenuhi kriteria (soft landing),” ujar Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu sore waktu setempat dalam sebuah konferensi pers.
Foto yang diabadikan pada 1 Juni 2022 ini menunjukkan gedung bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) di Washington DC, AS. (Xinhua/Liu Jie)
Proyeksi ekonomi tersebut menunjukkan bahwa proyeksi median FOMC untuk suku bunga acuan dana federal pada akhir tahun melonjak menjadi 3,4 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan 1,9 persen yang diproyeksikan pada Maret lalu.
“Pandangan komite (FOMC) adalah seputar posisi restriktif moderat yang akan berada di kisaran 3-3,5 persen pada akhir tahun ini,” ungkap Powell kepada wartawan.
“Jika kami melihat datanya bergerak ke arah yang berbeda, itu akan tercermin dalam kebijakan kami, seperti yang Anda saksikan saat ini,” tambahnya.
Kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu itu menandai perubahan besar dari pernyataan Powell awal Mei lalu bahwa kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin akan “dipertimbangkan” dalam beberapa pertemuan berikutnya. Para pejabat The Fed memulai masa tenang (quiet period) prapertemuan mereka pada 4 Juni.
Desmond Lachman, senior fellowdi American Enterprise Institute yang juga mantan pejabat di Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan kepada Xinhua bahwa angka inflasi yang dirilis pekan lalu lebih tinggi dari yang diperkirakan bank sentral, dan The Fed bertekad untuk “kembali memiliki kendali atas inflasi.”
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (10/6) melaporkan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS meroket 8,6 persen pada Mei dibandingkan setahun sebelumnya, menandai bulan ketiga berturut-turut inflasi di atas 8 persen dan mencapai rekor tertinggi baru dalam empat dasawarsa. Angka-angka tersebut, yang melampaui estimasi bersama, memupuskan harapan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya.
Powell mengatakan dirinya memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin akan “sangat mungkin” saat pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya diadakan pada Juli mendatang, menambahkan bahwa FOMC akan membuat keputusan berdasarkan data ekonomi yang masuk.
“Komite (FOMC) menaikkan suku bunga dengan cepat ke tingkat yang lebih normal, dan kami sampai pada pandangan bahwa kami ingin melakukan lebih banyak perencanaan awal untuk itu,” tambahnya. [Xinhua]