KAMPALA – Enam singa ditemukan mati di Taman Nasional Ratu Elizabeth di Uganda barat, kata badan konservasi nasional pada Sabtu (20/3).
Otoritas Margasatwa Uganda (Uganda Wildlife Authority/UWA) mengatakan singa-singa itu kemungkinan besar mati karena keracunan.
“Bangkai singa ditemukan tadi malam di sektor Ishasha dengan hampir seluruh bagian tubuh mereka hilang,” sebut UWA dalam pernyataannya.
UWA menambahkan bahwa delapan burung bangkai juga ditemukan mati di lokasi kejadian, yang menunjukkan adanya kemungkinan singa-singa tersebut diracuni oleh orang yang tidak diketahui identitasnya.
“UWA mengecam keras pembunuhan ilegal terhadap margasatwa karena tindakan itu tidak hanya berdampak negatif terhadap pariwisata kita sebagai sebuah negara, tetapi juga sumber pendapatan yang mendukung pekerjaan masyarakat dan konservasi di kawasan lindung kita,” imbuh badan konservasi itu.
Ini bukan kali pertama singa dibunuh dengan racun di Uganda. Pada 2018, sekitar 11 singa diracuni hingga mati di taman nasional yang sama oleh masyarakat sekitar usai binatang buas itu dituduh membunuh ternak mereka.
Para pejabat mengatakan sebelum kematian 11 singa pada 2018, Uganda diperkirakan memiliki 400 singa, dengan 100 di antaranya menghuni Taman Nasional Ratu Elizabeth.
Singa menjadi daya tarik wisata utama di berbagai taman nasional di Uganda. Pariwisata merupakan penghasil devisa utama Uganda yang menyumbangkan hampir 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu. Uganda menghasilkan 1,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.476) dari pariwisata alam setiap tahun.
Sebelum wabah COVID-19 merebak, Uganda dikunjungi sekitar 1,5 juta wisatawan per tahun. [Xinhua]