SHANGHAI, Dua obat antivirus COVID-19 buatan China yang sebagian besar dikembangkan oleh Institut Materia Medica Shanghai, yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), telah memulai uji coba pada manusia di luar negeri.
Salah satu kandidat, yang berkode VV116, merupakan obat nukleosida anti-COVID-19 oral yang telah memberikan hasil menjanjikan pada model hewan. Obat itu menunjukkan aktivitas penghambatan yang signifikan terhadap galur (strain) asli dan galur varian COVID-19, seperti varian Delta, dalam uji in vitro, kata institut itu pada Rabu (24/11).
“VV116 kali pertama disetujui untuk uji klinis di Uzbekistan,” ujar Shen Jingshan, peneliti dari institut tersebut, seraya menambahkan bahwa uji coba pada manusia juga sedang berlangsung di China.
Kandidat lainnya dinamai FB2001. Obat ini merupakan senyawa baru yang dirancang dan disintesiskan berdasarkan protease utama virus corona, sebuah enzim kunci yang berperan penting dalam replikasi virus.
Penelitian praklinis juga menunjukkan bahwa senyawa tersebut menunjukkan aktivitas penghambatan yang kuat melawan virus itu dalam kultur sel, tutur kepala peneliti Liu Hong.
Tim peneliti melakukan uji coba tahap pertama di Amerika Serikat pada Maret setelah hasil penelitian praklinis dipublikasikan di jurnal Science pada Juni 2020.
Obat itu dikembangkan bersama oleh Institut Materia Medica Shanghai, Universitas Teknologi Shanghai, dan Institut Virologi Wuhan yang berada di bawah naungan CAS. [Xinhua]