CANBERRA – Ilmuwan dari Australian National University (ANU) berhasil menangkap momen ledakan kematian sebuah bintang (supernova) untuk pertama kalinya.
Dalam penelitian yang dipublikasikan pada Kamis (5/8), tim dari ANU berkolaborasi dengan badan antariksa nasional AS National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan sejumlah peneliti internasional untuk mengamati momen paling awal dari sebuah supernova dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. Tim tersebut menemukan bahwa supernova itu terekam dari awal hingga akhir pada 2017 oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA yang saat ini sudah tidak berfungsi.
“Ini adalah pertama kalinya ada orang yang melihat secara detail sebuah kurva pendinginan kejut secara lengkap dalam supernova mana pun,” kata Patrick Armstrong, penulis utama studi tersebut dari ANU Research School of Astronomy and Astrophysics, dalam rilis media.
“Karena tahap awal supernova terjadi begitu cepat, sangat sulit bagi kebanyakan teleskop untuk merekam fenomena ini,” katanya. “Hingga kini, data yang kami miliki tidak lengkap dan hanya mencakup meredupnya kurva pendinginan kejut dan ledakan setelahnya, tetapi tidak pernah ledakan cahaya terang di awal supernova.” “Penemuan besar ini akan memberi kita data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi bintang lain yang menjadi supernova, bahkan setelah mereka meledak.”
Supernova terjadi ketika sebuah bintang membakar semua bahan bakarnya di akhir masa hidupnya dan kemudian runtuh, mengakibatkan ledakan besar.
Berdasarkan data tersebut, para ilmuwan dapat menentukan bahwa bintang yang menyebabkan supernova itu adalah bintang maharaksasa kuning (yellow supergiant/YSG) yang berukuran 100 kali lebih besar dari matahari. Kepler pensiun pada 2018 tetapi Armstrong mengatakan teleskop baru kemungkinan akan menangkap lebih banyak peristiwa supernova di masa depan.
“Seiring dengan lebih banyak teleskop luar angkasa yang diluncurkan, kita kemungkinan akan mengamati lebih banyak kurva pendinginan kejut ini,” katanya. “Ini akan memberi kami peluang lebih lanjut untuk memperbaiki model kami dan membangun pemahaman tentang supernova dan dari mana elemen-elemen yang membentuk dunia di sekitar kita berasal.” [Xinhua]