Gambar tangkapan layar yang diabadikan di Pusat Kendali Antariksa Beijing (Beijing Aerospace Control Center/BACC) pada 1 September 2022 ini menunjukkan duo astronaut Shenzhou-14, yakni Chen Dong (kanan) dan Liu Yang, sedang melakukan aktivitas di luar wahana antariksa (extravehicular activity/EVA) di luar modul laboratorium stasiun luar angkasa Wentian. (Xinhua/Li Jie)
KUWAIT CITY, 15 September (Xinhua) — Tim satelit nasional Kuwait menantikan kerja sama dengan China dalam proyek antariksa dan penelitian ilmiah, kata seorang pejabat dari proyek satelit nasional negara itu dalam wawancara baru-baru ini.
Ahmed Al-Kandri, deputi sekaligus manajer operasional proyek satelit nasional Kuwait, memuji China sebagai salah satu negara terkemuka di dunia dalam bidang eksplorasi luar angkasa dan berkeinginan untuk bekerja sama dengan China dalam pertukaran pengetahuan dan kemampuan.
Usai merampungkan uji coba akhir KuwaitSAT1, satelit pertama milik Kuwait, sebelum peluncurannya pada November mendatang, tim satelit nasional negara tersebut tengah merancang KuwaitSAT2, menurut Ahmed Al-Kandri.
Sebuah roket pengangkut Long March-4B yang membawa satelit Shijian-6 05 lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut, pada 10 Desember 2021. (Xinhua/Wang Jiangbo)
Hala Al-Jassar, seorang anggota fakultas di Departemen Fisika di Universitas Kuwait yang juga menjabat sebagai direktur proyek satelit nasional tersebut, memuji proyek KuwaitSAT1, yang menelan biaya sekitar 300.000 dinar Kuwait (1 dinar Kuwait = Rp48.344), sebagai “tonggak sejarah dalam bidang studi fenomena alam dan lingkungan ilmiah.”
KuwaitSAT1 akan memberikan informasi studi pesisir dan kepulauan lewat gambar mikro yang ditangkap oleh kamera berkualitas dan berteknologi tinggi. Dengan memotret berbagai kota dan area, satelit itu akan memberikan manfaat bagi studi teknik dan lingkungan, ujar Al-Jassar.
Data dan foto dari kamera satelit itu akan diuji selama tiga bulan pascapeluncuran, papar Al-Jassar. [Xinhua]