BEIJING, Dalam sebuah studi, tim ilmuwan menemukan bahwa VV116, obat nukleosida COVID-19 oral China, dapat mempersingkat masa pelepasan virus selama dua hingga tiga hari dalam perawatan pasien yang terinfeksi varian Omicron.
Tim peneliti dari Universitas Fudan melakukan studi kohort prospektif terbuka untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas VV116 pada 136 pasien rawat inap yang terjangkit varian Omicron dari 8 hingga 24 Maret.
Di antara partisipan yang menjalani perawatan standar, 60 pasien di antaranya menerima VV116, sementara 76 lainnya tidak, menurut studi yang dipublikasikan pada Rabu (18/5) dalam jurnal Emerging Microbes & Infections.
Tim peneliti menemukan bahwa mereka yang berada di kelompok perawatan dan menerima VV116 dalam jangka waktu lima hari setelah teruji positif, memiliki rata-rata waktu pelepasan virus selama 8,56 hari, sementara mereka yang berada di kelompok kontrol memiliki rata-rata waktu pelepasan virus selama 11,13 hari, menurut studi itu.
Dilaporkan juga total sembilan efek samping ringan dalam kelompok yang menerima VV116, dengan tujuh di antaranya mengalami kelainan fungsi hati ringan. Semua efek samping itu diatasi tanpa intervensi.
VV116 merupakan obat antivirus oral yang aman dan efektif, serta menunjukkan peningkatan kinerja selama awal merebaknya infeksi Omicron, tutur tim peneliti tersebut.
VV116 mulai menjalani uji coba global pada pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan parah setelah terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik dalam pengujian yang melibatkan orang sehat.
Para pengembang obat itu meliputi beberapa institusi yang dinaungi Akademi Ilmu Pengetahuan China, serta Shanghai Junshi Biosciences Co., Ltd. dan Vigonvita Life Sciences Co., Ltd. yang berbasis di Suzhou. [Xinhua]