BEIJING, Sebuah vaksin mRNA COVID-19 yang dikembangkan China telah terbukti aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan efektif dalam serangkaian uji coba tahap awal pada manusia, demikian menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Selasa (25/1) di jurnal Lancet Microbe.
Vaksin ARCoV, yang mengodekan domain pengikat reseptor protein lonjakan (spike protein) SARS-CoV-2, dikembangkan bersama oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Suzhou Abogen Biosciences dan Walvax Biotechnology Co., Ltd yang berbasis di Yunnan.
Para peneliti melakukan uji coba fase pertama di sebuah rumah sakit di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, dari 30 Oktober hingga 2 Desember 2020. Sebanyak 120 orang dewasa dalam kondisi sehat berusia antara 18 hingga 59 tahun yang teruji negatif untuk SARS-CoV-2 berpartisipasi dalam uji coba tersebut, yang dilakukan secara acak, tersamar ganda (double-blind) dan terkontrol plasebo.
Prosedur-prosedur vaksinasi itu meliputi dua suntikan, dan terdapat lima kuantitas vaksin yang dievaluasi dalam tes tersebut, yakni 5 mikrogram, 10 mikrogram, 15 mikrogram, 20 mikrogram dan 25 mikrogram.
Penelitian itu menyoroti bahwa 15 dosis mikrogram vaksin menginduksi titer antibodi penetralisir tertinggi, kira-kira dua kali lipat titer antibodi pasien yang sembuh dari COVID-19, dengan menunjukkan respons imun yang lebih kuat yang diinduksi oleh vaksin tersebut.
Kandidat vaksin dalam uji coba fase pertama ini menunjukkan profil keamanan yang dapat diterima dan menginduksi respons imun yang kuat pada partisipan. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan dalam waktu 56 hari setelah vaksinasi, papar penelitian itu.
Uji coba fase ketiga multiregional pada manusia dengan lebih banyak partisipan saat ini sedang dilakukan untuk menguji kemanjuran vaksin China tersebut.
Dua vaksin mRNA, yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech, telah disetujui untuk penggunaan darurat.
China mulai membangun sebuah pabrik untuk memproduksi vaksin mRNA pada Desember 2020 di Kota Yuxi, Provinsi Yunnan. Pabrik itu diperkirakan akan memproduksi 120 juta dosis vaksin per tahun pada fase pertamanya.
Menurut pengembangnya, ARCoV diproduksi sebagai sebuah formulasi cair dan dapat disimpan dalam kondisi berpendingin standar (2-8 derajat Celsius), yang mudah untuk pengiriman dan pengaplikasiannya. [Xinhua]