CANBERRA – Pemerintah Australia memperingatkan warganya terhadap penipuan yang mengincar orang-orang yang bergantung pada bantuan keuangan bencana COVID-19.
Komisi Persaingan Usaha dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission/ACCC) belum lama ini mengungkap bahwa bersama beberapa bank utama, mereka telah mengidentifikasi banyak penipuan terkait bantuan keuangan dampak virus corona.
Menurut ACCC, 69 penipuan telah dilaporkan dan dalam empat kasus, lebih dari 37.000 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.296) telah dicuri. Menteri Layanan Pemerintah (Government Services) Australia Linda Reynolds menyebut aksi para penipu (scammer) yang menyasar warga Australia yang rentan di tengah merebaknya wabah COVID-19 sebagai “perbuatan yang hina.”
“Badan ini sangat menyadari risiko penipuan yang sungguh patut disayangkan ini, dan menyediakan cara yang aman untuk mengklaim (dana bantuan) secara daring,” katanya seperti dikutip The Canberra Times pada Senin (23/8).
“Services Australia tidak akan pernah menghubungi pelanggan untuk klaim bantuan keuangan baru jika mereka belum mendaftar terlebih dahulu secara daring, melalui telepon, atau di pusat layanan.”
Bantuan keuangan bencana COVID-19 pemerintah federal bernilai sekitar 750 dolar Australia per pekan untuk karyawan purnawaktu yang tidak dapat bekerja karena karantina wilayah (lockdown).
Beberapa penipuan yang dilaporkan melibatkan penjahat yang mengaku sebagai pegawai pemerintah dan meminta rincian informasi keuangan korban.
Baru-baru ini, sekitar separuh populasi Australia di New South Wales (NSW), Victoria, dan Wilayah Ibu Kota Australia (Australian Capital Territory/ACT) menjalani lockdown karena negara itu masih berjuang menghadapi gelombang ketiga infeksi COVID-19.
Ben Young, kepala divisi kejahatan penipuan di bank Westpac, mengatakan isolasi membuat orang lebih rentan terhadap penipuan.
“Berada terpisah dari orang lain saat lockdown, mengalami perubahan kondisi pekerjaan, dan menghabiskan lebih banyak waktu bertransaksi secara daring dapat membuat kita lebih rentan terhadap scammer,” katanya. “Penelitian kami menunjukkan bahwa pada tahun lalu wiraswasta Australia dan para pencari kerja memiliki kecenderungan ditipu dua kali lebih besar.” [Xinhua]
Comments 13