NEW DELHI – Raksasa farmasi Amerika Serikat (AS), Johnson & Johnson (J&J), mengajukan permohonan persetujuan penggunaan darurat vaksin dosis tunggal yang dikembangkannya kepada Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat India, menurut sejumlah pejabat pada Jumat (6/8).
J&J mengatakan pada hari yang sama bahwa pihaknya mengajukan permohonan persetujuan penggunaan darurat itu pada Kamis (5/8). “Langkah ini merupakan tonggak penting yang membuka jalan untuk membawa vaksin COVID-19 dosis tunggal kami kepada masyarakat India, dan seluruh dunia, melalui kolaborasi dengan Biological E Limited,” sebut pernyataan perusahaan itu seperti dikutip media lokal.
“Biological E akan menjadi bagian penting dari jaringan rantai pasokan global kami, membantu memasok vaksin COVID-19 Johnson & Johnson kami melalui kolaborasi dan kemitraan ekstensif yang kami miliki dengan pemerintah, otoritas kesehatan, dan organisasi seperti Gavi dan fasilitas COVAX.”
Jika vaksin J&J mendapatkan persetujuan di India, maka perusahaan itu akan menjadi pembuat vaksin buatan asing kedua yang disetujui di negara tersebut, setelah Moderna. India tengah berjuang melawan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, dengan kasus yang meningkat setiap hari. Secara global, India menjadi negara kedua yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. [Xinhua]