Kampanye vaksinasi Jerman sempat melambat dalam beberapa bulan terakhir namun meningkat lagi. Sedikitnya 57,4 juta orang di Jerman, atau 69,1 persen dari populasi negara tersebut, telah menerima suntikan kedua vaksin COVID-19 per Senin, tunjuk angka resmi.
BERLIN, Pembatasan diperlukan, terutama bagi mereka yang belum divaksinasi, demi mengendalikan gelombang keempat COVID-19, demikian diungkapkan Kanselir terpilih Jerman Olaf Scholz dalam konferensi pers di Berlin pada Selasa (7/12).
Sebagian besar kasus infeksi baru tidak diragukan lagi disebabkan oleh individu yang belum divaksinasi, ujar Scholz.
Pemerintah Jerman dan negara bagian federal pekan lalu sepakat hanya mengizinkan warga yang sudah divaksinasi dan sudah pulih dari COVID-19 untuk mengunjungi toko-toko, kecuali bagi mereka yang memiliki kebutuhan mendesak.
Pemerintah baru diperkirakan akan meloloskan undang-undang pertamanya paling cepat pekan ini. Pada Selasa, Bundestag (majelis rendah Parlemen) membahas apakah vaksinasi sebaiknya diwajibkan untuk profesi tertentu, seperti staf rumah sakit.
Scholz menekankan bahwa “kita harus melakukan segala upaya yang kita bisa untuk melindungi kesehatan warga kita, dan upaya itu hanya akan berhasil jika sebanyak mungkin warga divaksinasi.”
Hingga Senin (6/12), setidaknya 14,6 juta orang di Jerman, atau 17,5 persen dari populasi di negara tersebut, telah menerima suntikan penguat (booster), menurut angka resmi yang dipublikasikan oleh Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular dan Kementerian Kesehatan Jerman.
Kampanye vaksinasi negara itu sempat melambat dalam beberapa bulan terakhir namun meningkat lagi. Sedikitnya 57,4 juta orang di Jerman, atau 69,1 persen dari populasi negara tersebut, telah menerima suntikan kedua vaksin COVID-19 per Senin, tunjuk angka resmi.
Pemerintah federal dan negara bagian Jerman menargetkan untuk menyuntikkan 30 juta dosis vaksin (pertama, kedua dan booster) hingga akhir Desember. [Xinhua]