LONDON – Rencana kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait fase kedua investigasi asal-usul COVID-19 dipolitisasi dan tidak memiliki semangat kerja sama, tutur seorang juru bicara Kedutaan Besar (Kedubes) China di Inggris pada Minggu (1/8).
Menanggapi pertanyaan soal mengapa China menolak rencana kerja WHO, juru bicara tersebut mengatakan rencana itu “sangat dikacaukan oleh politisasi dan merupakan dokumen tanpa prinsip ilmiah dan semangat kerja sama.”
“Rencana kerja ini masih mencantumkan hipotesis bahwa ‘pelanggaran China atas protokol laboratorium telah menyebabkan kebocoran virus’ sebagai prioritas penelitian,” meskipun faktanya laporan misi gabungan WHO-China dengan jelas menyimpulkan bahwa “kebocoran lab sangat kecil kemungkinannya” dan ada konsensus luas dalam komunitas ilmiah internasional tentang hal ini, ujarnya.
“Orang tak pelak akan berpikir bahwa rencana kerja ini dibuat untuk menggaungkan ‘teori kebocoran lab’ yang disokong oleh negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat. Dan kurangnya transparansi dalam proses penyusunan draf juga menambah kecurigaan bahwa rencana kerja ini merupakan produk manipulasi politik,” lanjut sang juru bicara.
Rencana kerja ini, yang dikemukakan secara sepihak oleh Sekretariat WHO, tidak bersesuaian dengan persyaratan resolusi Majelis Kesehatan Dunia ke-73, yang dengan jelas menetapkan bahwa sekretaris jenderal WHO akan terus bekerja sama erat dengan negara-negara anggota untuk mengidentifikasi sumber zoonotik virus dan rute masuk virus ke populasi manusia, urai juru bicara itu.
Ini berarti formulasi rencana kerja pelacakan asal-usul COVID-19 fase berikutnya harus dipimpin oleh negara-negara anggota WHO, dan WHO harus mencapai konsensus dengan negara-negara anggotanya setelah melalui konsultasi penuh, ujarnya.
Penelitian asal-usul ini menjadi isu ilmiah serius yang membutuhkan kerja sama para ilmuwan global, imbuh juru bicara itu.
“Kami berharap WHO dapat berpegang pada semangat ilmu pengetahuan, profesionalisme, serta objektivitas, dan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk bersama-sama menjunjung tinggi integritas ilmiah penelitian asal-usul ini, melawan politisasi, serta menjaga atmosfer kerja sama antiepidemi global yang sehat,” katanya. [Xinhua]