BEIJING – Manajemen harian yang longgar menjadi penyebab utama munculnya kasus COVID-19 di Bandar Udara Internasional Lukou Nanjing di Provinsi Jiangsu, China timur, demikian disampaikan pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC).
Bandara itu gagal menerapkan dengan ketat peraturan pencegahan dan pengendalian epidemi yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan daerah dan sipil dalam operasi penerbangan harian, kata pejabat resmi CAAC Han Guangzu dalam konferensi pers pada Selasa (3/8).
Hingga akhir Juni, China melaporkan nol kasus infeksi di kalangan awak pesawat dan staf yang bekerja di garis depan untuk memastikan kelancaran operasi penerbangan penumpang internasional, papar Han.
Ini menunjukkan bahwa selama peraturan dan persyaratan teknis untuk pencegahan dan pengendalian epidemi dipatuhi dengan saksama, pertahanan terhadap epidemi dapat dijaga dengan ketat, tambah Han.
CAAC menegaskan kembali peraturan bahwa staf layanan penerbangan internasional dan domestik harus dipisah. Berbagai langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk penerbangan domestik dan bandara telah kembali ditingkatkan, yang meliputi pengujian asam nukleat, isolasi di pesawat, perlindungan awak, pengukuran suhu, disinfeksi, dan ventilasi.
Han juga mengatakan bahwa otoritas penerbangan sipil akan melanjutkan penangguhan ketat penerbangan masuk yang gagal memenuhi persyaratan pengendalian epidemi serta bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menilai standar karantina dan dampak penerbangan masuk guna mengendalikan risiko kasus infeksi impor.
Menurut data statistik, hingga Senin (2/8), CAAC telah menangguhkan 302 rencana penerbangan penumpang internasional yang berisiko tinggi memunculkan infeksi impor karena gagal memenuhi persyaratan pengendalian epidemi, dengan demikian mengurangi 621 penerbangan masuk dan lebih dari 2.300 kasus impor sebagaimana yang telah diperkirakan. [Xinhua]