PARIS – Menteri Kesehatan (Menkes) Prancis Olivier Veran pada Selasa (15/6) mendesak kewaspadaan terhadap varian Delta COVID-19 yang lebih menular, yang menjadi penyebab 2-4 persen infeksi atau 50 hingga 150 kasus baru per hari di negara itu.
“Anda akan mengatakan bahwa jumlahnya masih sedikit tetapi itu adalah situasi di Inggris beberapa pekan lalu,” kata Veran saat berkunjung ke sebuah pusat vaksinasi di Paris.
Pada Senin (14/6), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memutuskan untuk menunda pencabutan pembatasan yang tersisa, yang sebelumnya dijadwalkan pada 21 Juni, selama empat pekan akibat jumlah infeksi baru yang merangkak naik karena varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India.
“Kami sedang dalam proses menghancurkan virus dan pandemi, dan kami tidak boleh membiarkan varian (Delta) mendominasi dan menyebabkan gelombang pandemi lain,” tutur Veran.
Karantina wilayah (lockdown) ketiga yang diberlakukan pada awal April dan percepatan peluncuran vaksin telah membantu Prancis mencegah kemunculan kembali virus tersebut dan menghindari runtuhnya sistem kesehatan negara itu.
Rata-rata harian kasus baru turun menjadi sekitar 4.500 dalam sepekan terakhir, turun tajam dari sekitar 40.000 yang tercatat dua bulan lalu.
Jumlah rawat inap dan pasien kritis, indikator utama untuk mengevaluasi kemampuan sistem kesehatan dalam mengatasi krisis kesehatan, turun untuk pekan keenam berturut-turut.
Hingga Senin, sekitar 12.374 pasien COVID-19 masih dirawat di rumah sakit, termasuk 2.068 pasien yang berada di unit perawatan intensif, turun dari 6.000 yang dilaporkan pada akhir April. [Xinhua]