BEIJING – Sistem kesehatan yang rentan di negara-negara berkembang kini menghadapi tantangan yang lebih banyak lagi. Sebagian tenaga kesehatan (Nakes) terlatih mereka pergi bekerja di negara-negara yang lebih kaya, sementara yang lainnya meninggal akibat COVID-19 saat menjalankan tugas di garis depan, menurut laporan surat kabar The Guardian.
Pendapatan yang kecil dan kondisi yang sulit di negara-negara miskin mendorong para tenaga kesehatan untuk meninggalkan negaranya, papar laporan yang dirilis pada Senin (19/7) itu. Para ahli kesehatan global telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk melindungi para tenaga kesehatan ini, serta membujuk mereka agar tidak tergiur dengan pekerjaan di luar negeri, tambahnya.
Sedikitnya 115.000 tenaga kesehatan dan keperawatan meninggal akibat COVID-19, menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Angka yang dilaporkan ini terbilang “sedikit” namun angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, dengan banyak tenaga kesehatan lainnya telah terjangkit virus tersebut, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pidato pembukaannya di pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Mei.
Di negara-negara yang lebih kaya, proporsi tenaga kesehatan kelahiran luar negeri atau tenaga kesehatan terlatih berkebangsaan asing meningkat dalam dua dekade terakhir, menurut laporan itu. [Xinhua]