LONDON – Pandemi COVID-19 telah menyebabkan angka harapan hidup saat lahir (life expectancy at birth) pria di Amerika Serikat (AS) pada 2020 turun 2,2 tahun dari level 2019, terbesar di antara 29 negara yang disertakan dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada Minggu (26/9) oleh Universitas Oxford.
Sebanyak 27 negara yang dianalisis mengalami penurunan angka harapan hidup, dengan 11 negara kehilangan lebih dari satu tahun untuk pria dan 8 negara kehilangan lebih dari satu tahun untuk wanita, menurut makalah tersebut.
Bagi negara-negara Eropa Barat, “terakhir kali penurunan besar semacam itu dalam angka harapan hidup saat lahir yang diamati dalam satu tahun adalah saat Perang Dunia II,” ujar Jose Manuel Aburto, salah satu penulis utama makalah itu.
Penelitian tersebut dipimpin oleh para ilmuwan di Pusat Ilmu Demografi Leverhulme Oxford dan mengeksplorasi dampak COVID-19 terhadap angka harapan hidup di sebagian besar negara Eropa, Chile, dan AS.
Di AS, peningkatan kematian pada usia kerja (di bawah 60 tahun) berkontribusi paling besar terhadap penurunan angka harapan hidup, sementara di sebagian besar negara Eropa, kelompok di atas 60 tahun yang berkontribusi paling besar, ungkap penelitian tersebut, seraya menambahkan bahwa meski memiliki populasi yang lebih muda, AS juga memiliki “penyakit penyerta yang lebih tinggi pada kelompok usia ini.”
Faktor-faktor lain, seperti “ketidakmerataan dalam akses perawatan kesehatan pada populasi usia kerja” dan “rasisme struktural,” juga berkontribusi pada peningkatan kematian, kata penelitian itu, mengutip penelitian AS baru-baru ini yang menunjukkan bahwa “populasi yang kurang beruntung secara sosial,” termasuk orang kulit hitam dan Latin, mencatatkan kehilangan angka harapan hidup yang lebih tinggi. [Xinhua]