Dewan Ilmiah pada Kamis mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa “gelombang kelima dengan varian Omicron belum berakhir dan dampaknya pada sistem perawatan kesehatan masih akan tinggi namun sebagian dapat dikendalikan hingga pertengahan Maret.”
PARIS, Perdana Menteri (PM) Prancis Jean Castex pada Kamis (20/1) malam waktu setempat mengumumkan bahwa pemerintah akan mulai melonggarkan sejumlah pembatasan terkait COVID-19 tertentu pada Februari.
Dalam sebuah konferensi pers, Castex menekankan bahwa varian Omicron “sama sekali bukan sekadar flu.”
Dia sekali lagi mengingatkan pentingnya menjalani vaksinasi, seraya mengatakan bahwa orang yang sudah divaksinasi lengkap 4,5 kali lebih kecil kemungkinannya terinfeksi daripada orang yang belum divaksinasi, dan memiliki peluang 25 kali lebih kecil untuk berubah menjadi kasus yang parah.
Castex mengumumkan bahwa kartu vaksin (vaccine pass), yang saat ini menggantikan kartu kesehatan (health pass), akan berlaku pada 24 Januari, tergantung pada keputusan Dewan Konstitusi pada Jumat (21/1).
Kartu vaksin memungkinkan orang-orang untuk mendapatkan akses ke tempat-tempat umum tanpa perlu menunjukkan hasil tes negatif COVID-19.
Adapun untuk akses ke panti jompo dan rumah sakit, kartu vaksin tidak diwajibkan. Anak-anak berusia antara 12 hingga 15 tahun dapat menunjukkan kartu kesehatan dan bukan kartu vaksin, tambah sang PM.

Kendati demikian, Castex mengumumkan bahwa mulai Februari, kebijakan pembatasan tertentu akan dilonggarkan.
Mulai 2 Februari, batasan jumlah orang yang diizinkan menghadiri acara dalam ruangan (indoor)dan luar ruangan (outdoor)akan dicabut. Pemakaian masker tidak lagi diwajibkan di luar ruangan.
Bekerja dari jarak jauh juga tidak lagi diwajibkan, tetapi tetap disarankan, tambahnya.
Mulai 16 Februari, makan dan minum di stadion, bioskop, serta transportasi umum akan kembali diizinkan, begitu pula saat berada di bar, konser, dan pembukaan kelab malam.
Dewan Ilmiah pada Kamis mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa “gelombang kelima dengan varian Omicron belum berakhir dan dampaknya pada sistem perawatan kesehatan masih akan tinggi namun sebagian dapat dikendalikan hingga pertengahan Maret.”
Pada malam harinya, Badan Kesehatan Masyarakat Prancis melaporkan 425.183 kasus baru COVID-19 yang terdeteksi dalam 24 jam terakhir.
Lebih dari 52 juta orang telah memiliki siklus vaksinasi lengkap, mewakili 77,7 persen dari populasi Prancis. [Xinhua]
