WASHINGTON – Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna, pada Selasa (29/6) menyampaikan bahwa vaksin COVID-19 buatannya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji laboratorium terhadap varian virus corona, termasuk varian Delta yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di India.
Hasil itu didapat dari studi netralisasi serum in vitro dari delapan partisipan sepekan setelah mereka menerima suntikan dosis kedua vaksin COVID-19 Moderna.
Vaksin tersebut memproduksi titer penetral terhadap semua varian yang diuji, termasuk versi tambahan varian Beta, yang secara ilmiah dinamai B.1.351 dan pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan; tiga varian turunan B.1.617 yang pertama kali diidentifikasi di India, termasuk varian Kappa (B.1.617.1) dan Delta (B.1.617.2); varian Eta (B.1.525) yang pertama kali diidentifikasi di Nigeria; serta varian A.23.1 dan A.VOI.V2, yang masing-masing diidentifikasi pertama kali di Uganda dan Angola, menurut Moderna.
“Data baru ini menggembirakan dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin COVID-19 Moderna akan dapat memberikan perlindungan dari varian-varian yang baru terdeteksi,” kata Chief Executive Officer (CEO) Moderna Stephane Bancel.
Data tersebut diajukan dalam bentuk pracetak ke bioRxiv, dan belum menjalani tahap penelaahan sejawat (peer-reviewed). [Xinhua]