JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan melakukan pertemuan antara pekan ini dan pekan depan untuk menilai vaksin COVID-19 produksi Sinopharm dan Sinovac China guna menjalani proses penetapan Prosedur Daftar Penggunaan Darurat (Emergency Use Listing/EUL) WHO, menurut seorang pejabat WHO dan beberapa laporan media baru-baru ini.
“Kami mengadakan pertemuan kelompok penasihat hari ini, dan kelompok tersebut akan bertemu kembali dalam beberapa hari mendatang untuk menilai Sinopharm,” ujar Mariangela Batista Galvao Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-Obatan dan Produk Kesehatan, dalam sebuah konferensi pers pada Senin (26/4).
“Kami akan melakukan penilaian terhadap vaksin Sinovac” pada 5 Mei, imbuhnya, seraya menambahkan “kami berharap keputusan terkait Sinopharm akan ditetapkan sebelum akhir pekan ini, sementara untuk Sinovac, keputusan itu mungkin akan ditetapkan pada akhir pekan depan.”
Jika disetujui, kedua vaksin buatan China tersebut akan menjadi vaksin non-Barat pertama yang mendapatkan persetujuan dari badan kesehatan dunia itu, menurut laporan Reuters pada Selasa (27/4).
Dukungan WHO terhadap kedua vaksin buatan China itu dapat “berdampak signifikan” terkait peran mereka dalam pasokan vaksin global, tulis South China Morning Post melansir pernyataan Huang Yanzhong, senior fellow bidang kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR) di New York.
“Pemberian izin penggunaan darurat terhadap kedua vaksin buatan China tersebut akan melegitimasi sisi pemasaran internasional vaksin China dan memfasilitasi kampanye vaksinasi di negara-negara yang telah menerima vaksin itu,” tutur Huang, seraya menambahkan bahwa persetujuan WHO juga akan memungkinkan inisiatif COVAX pimpinan badan tersebut untuk membeli kedua vaksin produksi China tersebut guna didistribusikan. [Xinhua]