KOPENHAGEN – Virus penyebab COVID-19 tidak terdeteksi pada air susu ibu (ASI) sehingga aktivitas menyusui tidak perlu dihentikan sang ibu saat tertular virus tersebut maupun pascavaksinasi, ungkap Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa pada Rabu (4/8).
Meski berdasarkan pada “jumlah studi yang terbatas”, temuan terbaru ini membuat WHO yakin bahwa para ibu aman untuk terus menyusui bayi mereka bahkan jika sang ibu terinfeksi COVID-19, asalkan langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan.
“Sebagai seorang ibu yang menyusui ketiga anak saya, saya secara langsung tahu bahwa ASI merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik bagi bayi, termasuk bayi yang saat dikonfirmasi atau diperkirakan terinfeksi SARS-CoV-2,” kata Direktur Kebijakan Kesehatan WHO Eropa Natasha Azzopardi Muscat dalam rilis pers.
“Asalkan ibu yang terinfeksi melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, dia bisa menyusui bayinya,” lanjut Muscat.
Pedoman langkah pencegahan terbaru dari WHO mencakup praktik kebersihan selama menyusui, yaitu memakai masker atau menutup mulut dan hidung, mencuci tangan dan air selama 20 detik sebelum dan setelah menyentuh bayi, serta membersihkan dan membersihkan permukaan yang disentuh.
Selain itu, studi itu juga menemukan bahwa memvaksinasi ibu yang sedang menyusui untuk melindunginya dari COVID-19 tidak menimbulkan risiko pada bayinya.
“Ibu menyusui yang telah menerima vaksin COVID-19 memiliki antibodi di dalam air susunya, yang bahkan dapat membantu melindungi bayi dari infeksi virus tersebut,” menurut rilis pers itu.
Temuan terbaru ini untuk mendukung Pekan Menyusui Sedunia yang berlangsung dari 1 hingga 7 Agustus.
Sebagai bagian dari pekan tersebut, WHO di Eropa juga mendesak para ibu menyusui untuk divaksin saat dorongan tiba dan mendorong para ibu agar tidak berhenti menyusui hanya karena vaksinasi.
“Menyusui adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kehidupan anak, memberikan antibodi dan perlindungan,” menurut rilis pers itu.
Saat ini, hanya 13 persen bayi di Kawasan WHO Eropa (yang terdiri dari 53 negara) yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan mereka, angka terendah dari seluruh kawasan WHO. Sementara itu, hanya sepertiga populasi dewasa di WHO Eropa yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap saat varian Delta varian dominan di kawasan tersebut, menurut data statistik WHO Eropa.
“Manfaat menyusui dan menjaga interaksi ibu-bayi untuk mencegah infeksi serta mendukung kesehatan dan perkembangan yang sangat penting di saat layanan kesehatan dan layanan masyarakat lainnya terganggu atau terbatas akibat pandemi,” ujar Muscat. [Xinhua]