ROMA – Peluncuran vaksin virus corona di Italia mencatat pencapaian penting pada Sabtu (24/4), meskipun negara itu tampaknya tidak mencapai target akhir bulannya untuk vaksinasi harian.
Kementerian Kesehatan Italia pada Sabtu melaporkan bahwa lima juta penduduk Italia telah divaksinasi penuh, menjadikan Italia negara anggota Uni Eropa (UE) ketiga yang mencatat pencapaian penting itu setelah Jerman dan Prancis.
Sebanyak 17,3 juta penduduk Italia telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin, yang berarti sekitar 28,5 persen populasi negara itu telah menerima vaksinasi pertama.
Peluncuran vaksin Italia, yang diluncurkan pada 27 Desember 2020, sejauh ini menemui sejumlah masalah, termasuk jeda selama empat hari dalam pendistribusian vaksin AstraZeneca di tengah kekhawatiran tentang pembekuan darah pada beberapa pasien.
Pada awal bulan ini, pendistribusian vaksin Johnson & Johnson dihentikan sebelum dimulai menyusul kekhawatiran keamanan serupa. Namun, pemerintah Italia mulai membatasi penggunaan vaksin Johnson & Johnson pada Rabu (21/4), dengan lebih banyak dosis diperkirakan tiba pekan depan.
Vaksin Johnson & Johnson hanya membutuhkan satu dosis untuk efek penuh. Sebaliknya, vaksin-vaksin lain yang disetujui untuk didistribusikan di Italia, seperti AstraZeneca, BioNTech/Pfizer, dan Moderna, memerlukan dua dosis.
Jenderal Italia Francesco Paolo Figliuolo, Komisaris Darurat Penanganan COVID-19 Italia, pada awal bulan ini menetapkan target untuk memberikan setidaknya 500.000 suntikan dalam sehari hingga akhir April.
Namun, target itu tampaknya tidak lagi memungkinkan meskipun terdapat perkembangan baru-baru ini, menurut ahli statistik Giovanni Sebastiani sebagaimana dikutip oleh kantor berita ANSA, sembari menambahkan bahwa tingkat vaksinasi harian harus mencapai 350.000 suntikan per hari hingga akhir bulan, meningkat dari di bawah 300.000 suntikan per hari saat ini.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Fabrizio Curcio, Kepala Badan Pertahanan Sipil Italia, mengakui bahwa target 500.000 vaksinasi per hari tidak mungkin tercapai, meskipun dirinya mengatakan target tersebut akan tercapai pada awal Mei.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kekhawatiran utamanya adalah apakah pasokan vaksin akan memungkinkan dapat dipertahankan pada tingkat itu.
“Kita akan mencapai setengah juta suntikan setiap hari pada awal Mei mendatang, tetapi yang penting adalah mempertahankannya seiring waktu,” ujar Curcio. “Ini sangat berkaitan dengan ketersediaan vaksin.”
Curcio mengatakan penghentian sementara pendistribusian vaksin AstraZeneca sebelumnya “membebani bukan hanya karena ada penundaan, melainkan juga karena hal itu memengaruhi kepercayaan publik.”
“Kami menilai hilangnya kepercayaan ini akibat pembatalan sekitar 30 persen hingga 40 persen di beberapa daerah, rata-rata sekitar 10 persen di seluruh negara ini,” katanya.
Sementara itu, 275 kandidat vaksin, dengan 91 di antaranya dalam tahap uji klinis, tengah dikembangkan di sejumlah negara di dunia termasuk Jerman, China, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, menurut informasi yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat. [Xinhua]