BEIJING – China menjunjung tinggi filosofi hidup berdampingan dengan harmonis antara manusia dan alam, memprioritaskan konservasi keanekaragaman hayati dan mengejar pembangunan yang ramah lingkungan.
Menurut Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional serta Tujuan Jangka Panjang Hingga Tahun 2035, bagian penting dari modernisasi China adalah keselarasan antara manusia dan alam.
Pada 2018, China untuk pertama kalinya memasukkan peradaban ekologis ke dalam konstitusinya. Dalam Rencana Lima Tahun ke-14, China berjanji untuk mengurangi konsumsi energi per unit Produk Domestik Bruto (PDB) dan emisi karbon dioksida per unit PDB masing-masing sebesar 13,5 persen dan 18 persen.
China juga mengumumkan targetnya untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Ini jelas membutuhkan upaya luar biasa dari negara tersebut, mengingat China masih dalam proses industrialisasi dan urbanisasi serta memiliki ekspektasi tinggi akan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, berkat upaya gigih China dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan restorasi ekologi, populasi beberapa spesies langka dan terancam punah secara bertahap pulih.
Dengan merintis mekanisme berbasis pasar untuk pertumbuhan yang ramah lingkungan, China secara aktif membina hubungan jenis baru antara manusia dan alam yang memungkinkan keduanya dapat sejahtera, hidup bersama dalam harmoni. [Xinhua]