MONGOLIA DALAM – Pusat penangkaran dan penyelamatan satwa liar Administrasi Cagar Alam Nasional Danau Hulun, yang didirikan pada 2013, memiliki tanggung jawab utama sebagai pelaksana upaya penyelamatan, pengembangbiakan, perlindungan, dan penelitian ilmiah satwa liar di cagar alam tersebut dan Kota Hulun Buir.
Dou Huashan merupakan sosok “pelindung” bagi satwa liar di pusat itu.
Dou Huashan, Wakil Direktur Administrasi Cagar Alam Nasional Danau Hulun: “Awalnya saya hanya tertarik pada satwa liar, tetapi sekarang saya cenderung lebih memikirkan tentang hubungan antara manusia dan satwa liar.
Sejujurnya, penelitian kami tentang ekologi dan satwa liar ini pada akhirnya juga berfungsi untuk mendukung kelangsungan hidup manusia, atau dengan kata lain, untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya berinteraksi dengan alam. Beberapa spesies hewan bahkan tidak membutuhkan keberadaan manusia.
Sebaliknya, manusialah yang membutuhkan hewan-hewan tersebut dan juga ekosistem yang stabil guna mempertahankan kelangsungan hidupnya sendiri.”Pusat tersebut memiliki 17 ruang penyelamatan satwa liar.Pada 2020, pusat tersebut menerima total 215 satwa liar untuk diselamatkan, dengan tingkat keberhasilan 49,5 persen. Tahun ini, per akhir Agustus, pusat tersebut telah menerima 153 satwa liar untuk diselamatkan.
Dou Huashan, Wakil Direktur Administrasi Cagar Alam Nasional Danau Hulun: “Kami memasang alat pelacak GPS (sistem navigasi berbasis satelit) pada hewan sebelum melepasliarkan mereka. Pelacak satelit ini terutama memiliki dua fungsi. Pertama, kami menggunakannya untuk mengamati kondisi hewan yang dilepasliarkan. Misalnya saja alap-alap (goshawk), jika kami menemukan pergerakan mereka tidak seaktif biasanya, kemungkinan ada masalah dengan mereka.
Begitu juga dengan situasi ketika suhu tubuh mereka menurun. Jumlah pergerakan mereka dapat dipantau sehingga kami dapat bergegas ke lokasi dan membawa mereka kembali tepat waktu untuk dirawat. Fungsi kedua, setelah kami berhasil melepasliarkan mereka kembali, kami dapat melacak rute dan ritme migrasi mereka, yang sangat berharga untuk penelitian satwa liar.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Mongolia Dalam, China. (XHTV)