KUNMING – Presiden China Xi Jinping pada Selasa (12/10) menyerukan upaya membangun sebuah komunitas dari segala kehidupan di Bumi dalam pertemuan utama PBB guna meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati global.
“Melindungi keanekaragaman hayati membantu melindungi Bumi, tanah air kita bersama, dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan umat manusia,” kata Xi saat menyampaikan pidato dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) para pemimpin pada pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity/COP15) melalui tautan video. Pertemuan tersebut diselenggarakan di Kunming, China barat daya.
Presiden Xi mendesak negara-negara agar bergandengan tangan dan memulai perjalanan baru pembangunan berkualitas bagi kemanusiaan demi masa depan bersama.
KEBUTUHAN MENDESAK
Para pemimpin dunia, organisasi internasional, maupun pakar memperingatkan hilangnya keanekaragaman hayati yang membahayakan serta kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi yang ambisius dan efektif guna memandu kerja sama global terkait masalah tersebut.
“Keanekaragaman hayati membuat Bumi penuh kehidupan dan vitalitas, serta meletakkan fondasi bagi keselamatan manusia dan pembangunan,” lanjut Xi.
Undersecretary-General sekaligus Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB Inger Andersen mengatakan “Harga yang harus dibayar dari perang bunuh diri kita melawan alam” kian bertambah pada laju yang membahayakan.
Sekretaris Eksekutif Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati Elizabeth Maruma Mrema mengatakan bahwa menjaga keanekaragaman hayati menjadi tugas penentu pada dekade ini.
“Kita berisiko mengulang kembali kegagalan dari dekade lalu,” tutur Mrema. “Komitmen kita harus diwujudkan menjadi kebijakan yang efektif dan tindakan konkret.”
Xi mengatakan COP15 sangat penting, karena mekanisme tersebut akan bekerja mencapai kesimpulan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Pasca-2020, serta mengidentifikasi target dan jalur untuk perlindungan keanekaragaman hayati global di masa depan.
“Dalam konteks ini, komunitas internasional harus memperkuat kerja sama, membangun konsensus, serta menghimpun kekuatan untuk membangun komunitas dari segala kehidupan di Bumi,” urai Xi.
VISI MENDALAM
Sebanyak 5.000 lebih perwakilan dari berbagai pemerintahan, organisasi internasional, institut riset, dan perusahaan menghadiri COP15, konferensi global pertama yang diselenggarakan oleh PBB yang menyoroti peradaban ekologis, sebuah filosofi usulan China.
“Kita seharusnya menggunakan pembangunan peradaban ekologis sebagai panduan untuk mengoordinasikan hubungan antara manusia dan alam,” tekan Xi, yang menambahkan bahwa kegiatan manusia harus dijaga agar tetap berada dalam batasan ekologi dan lingkungan.
“Kita perlu mempercepat upaya untuk memperkuat cara pembangunan yang ramah lingkungan serta mengamankan pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan yang saling menguntungkan,” urai Xi, yang menambahkan bahwa ekologi dan lingkungan yang sehat merupakan aset alam maupun aset ekonomi.
Xi menggarisbawahi pentingnya menjadikan transisi hijau sebagai pengarah upaya untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan global. Xi juga menyerukan peningkatan kerja sama internasional serta pembagian hasil pembangunan hijau di antara semua negara.
Menekankan perlunya peningkatan kesejahteraan manusia guna mendorong kesetaraan dan keadilan sosial, Xi mengatakan bahwa hukum internasional seharusnya menjadi dasar untuk menjunjung tinggi sistem tata kelola internasional yang adil dan setara.
“Target perlindungan lingkungan baru yang kita tetapkan harus ambisius di satu sisi serta pragmatis dan seimbang di sisi lain, agar sistem tata kelola lingkungan global menjadi lebih adil dan setara,” tutur Xi.
Direktur Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) China Yolanda Fernandez Lommen mengatakan bahwa China merupakan negara besar dengan keanekaragaman hayati yang sangat luas, dan semua target, rencana, maupun kebijakan yang diumumkan Xi akan berkontribusi tidak saja bagi China, tetapi juga bagi seluruh dunia.
AKSI CHINA
Berhasil mencapai kemajuan luar biasa dalam pembangunan peradaban ekologis, China akan terus mendorong kemajuan ekologis dan tetap berkomitmen pada implementasi filosofi pembangunan baru yang menekankan pembangunan inovatif, terkoordinasi, ramah lingkungan, serta terbuka bagi semua, papar Xi.
Dengan kawasan darat lindung (protected land area) seluas 230.000 kilometer persegi, kelompok pertama taman nasional China menjadi rumah bagi hampir 30 persen spesies margasatwa darat penting yang ditemukan di negara tersebut, lanjut Xi. Dia menambahkan bahwa China sedang mempercepat upaya pembentukan sistem kawasan lindung dengan taman nasional sebagai andalannya.
Xi mengumumkan dalam pidatonya bahwa China akan memimpin dengan menginvestasikan 1,5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.202) untuk membentuk Dana Keanekaragaman Hayati Kunming (Kunming Biodiversity Fund) guna mendukung perlindungan keanekaragaman hayati di negara-negara berkembang.
Demi mencapai target netralitas dan puncak karbonnya, China akan merilis rencana implementasi untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida di sektor dan wilayah utama serta serangkaian kebijakan pendukung, ujar Xi.
Xi mengimbuhkan bahwa negaranya akan terus melakukan penyesuaian ulang terhadap struktur industri dan campuran energinya, bersemangat mengembangkan energi terbarukan, serta mencapai kemajuan yang lebih cepat dalam perencanaan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik skala besar di kawasan berpasir, berbatu, dan gurun.
Kerja keras China untuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati di dalam negeri dan upaya untuk mendorong kerja sama global guna membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati telah diakui masyarakat global.
Menawarkan diri sebagai tuan rumah konferensi COP15 “jelas menunjukkan kepemimpinan dan komitmen China terhadap keanekaragaman hayati,” sebut Mrema.
Dia mengatakan bahwa upaya restorasi China selama beberapa dekade terakhir jelas menjadi model yang baik bagi upaya masa depan, yang juga dapat ditiru dan dipelajari oleh negara lain.
China telah mengambil langkah besar dalam konservasi keanekaragaman hayati selama 10 tahun terakhir atau lebih, dan kebijakan ekologis tegas yang diambilnya sangat inovatif dan terdepan, kata Terry Townshend, ahli konservasi Inggris yang tinggal di Beijing sekaligus Anggota Institut Paulson.
“Pengumuman Presiden Xi hari ini tentang dana keanekaragaman hayati baru untuk mendukung negara-negara berkembang merupakan langkah yang sangat positif karena hal itu mengakui bahwa keanekaragaman hayati paling penting kita berada di negara-negara berkembang,” kata Townshend. [Xinhua]