XI’AN – Pegunungan Qinling, perbatasan alami antara sisi utara dan selatan China, membuat pencapaian penting dalam perlindungan satwa liar dalam beberapa tahun terakhir.
Pegunungan Qinling, yang sebagian besar berada di Provinsi Shaanxi, China barat laut, memiliki luas lebih dari 50.000 kilometer persegi dan dijuluki sebagai “bank gen” biologi liar China karena menjadi rumah bagi berbagai macam tanaman dan satwa liar.
Data dari biro kehutanan setempat menunjukkan pegunungan itu adalah rumah bagi sekitar 3.800 jenis tanaman berbiji dan 587 spesies satwa liar.
Taxus chinensis, juga dikenal sebagai cemara China, berada di bawah perlindungan kelas satu di China.
Tanaman itu juga masuk kategori spesies yang terancam punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN).
Tumbuhan tersebut telah ada selama 2,5 juta tahun.
Pohon merpati China (Davidia Involucrata Baill), sejenis tanaman rindang peluruh, dianggap sebagai fosil hidup di dunia flora dengan sejarah 10 juta tahun.
Saat mekar, bunganya terlihat seperti burung merpati terbang.
Tanaman itu merupakan tumbuhan asli China dan telah dimasukkan dalam daftar tanaman di bawah perlindungan utama di China.
Sebagian besar spesies pohon merpati telah hilang secara bertahap.
Gunung Taibai merupakan gunung tertinggi di Pegunungan Qinling.
Taman Hutan Nasional Gunung Taibai adalah bank gen alami dengan beragam spesies luas dan asal-usul purba. Taman itu dikenal sebagai “kebun raya alami Asia” dan “kebun binatang alami China”.
Kingdonia uniflora, spesies herbal abadi, juga berada di bawah perlindungan kelas satu di China.
Spesies itu memiliki distribusi yang sangat sempit, sebagian besar di Gunung Taibai.
Sebagai spesies endemik Gunung Taibai, Kayu Merah Taibai termasuk tanaman lindung nasional kelas dua.
Kayu-kayu tersebut tersebar di ketinggian sekitar 2.800 meter hingga 3.300 meter di atas permukaan laut, dengan luas lebih dari 5.300 hektare.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service