CHENGDU – Para arkeolog di Provinsi Sichuan, China barat daya, pada Senin (7/6) mengatakan bahwa mereka telah menemukan enam potong bilah bambu berkarbonasi yang diyakini sebagai bagian dari sebuah pondok lumpur bambu berusia 4.500 tahun.
Sisa-sisa tersebut merupakan yang tertua dari jenisnya yang ditemukan sejauh ini di Dataran Chengdu, dan digali di reruntuhan Kota Kuno Baodun di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, menurut Institut Penelitian Peninggalan Budaya dan Arkeologi Chengdu. Di zaman China kuno, gaya bangunan lumpur bambu merupakan bentuk konstruksi yang kokoh di beberapa daerah, tetapi tidak pernah dikonfirmasi keberadaannya di Dataran Chengdu pada era itu.
“Penemuan tersebut secara langsung membuktikan keberadaan dinding lumpur bambu,” kata Tang Miao, wakil kepala proyek Baodun dari institut itu.
Puluhan ribu kepingan tembikar juga ditemukan di situs tersebut, bersama dengan puluhan kepingan barang pecah belah dari tanah liat, serta yang diduga sebagai reruntuhan sawah.
Reruntuhan Baodun merupakan sisa-sisa paling awal dan terbesar dari sebuah kota kuno prasejarah yang ditemukan sejauh ini di bagian hulu Sungai Yangtze. Kota itu merupakan situs awal permukiman massal manusia di Dataran Chengdu, serta menjadi tempat kelahiran peradaban penanaman padi di dataran tersebut. Reruntuhan itu telah memberikan informasi penting bagi penelitian tentang asal-usul peradaban Sanxingdui.
Reruntuhan Sanxingdui, yang dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi terbesar pada abad ke-20, diyakini sebagai sisa-sisa Kerajaan Shu, yang berumur setidaknya 4.800 tahun dan bertahan selama lebih dari 2.000 tahun. [Xinhua]