[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=TwRNDEX6nxs” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]AWAT – Adil Tuniyaz tinggal di wilayah Awat, Prefektur Aksu, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, salah satu daerah penghasil kapas utama di Xinjiang.
Keluarga Adil memiliki 32,4 hektare ladang kapas. Dulu, mereka sering mengkhawatirkan kurangnya tenaga kerja setiap musim panen kapas. Pada 2019, Adil membeli sebuah mesin pemanen kapas, yang memecahkan masalah kekurangan pekerja.
Tahun lalu, saat memasuki musim panes kapas, Adil sudah bisa mengoperasikan mesinnya sendiri. Dia berencana membeli mesin pemanen kapas lagi tahun ini. Pada 2020, total luas area penanaman kapas di Xinjiang mencapai 2,51 juta hektare.
Produksi di lebih dari 90 persen ladang kapas di Xinjiang utara telah sepenuhnya menggunakan mesin. Tingkat mekanisasi panen kapas di Xinjiang selatan juga meningkat secara tahunan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Awat, China. (XHTV)